Polri Sebut Sejumlah Pondok Pesantren Diduga Berafiliasi Dengan Teroris Jamaah Islamiyah
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyatakan sejumlah pondok pesantren diduga kuat telah berafiliasi
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyatakan sejumlah pondok pesantren diduga kuat telah berafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah.
Menurut Rusdi, pondok pesantren itu diduga kuat menjadi salah satu penyalur santri yang akan menjadi generasi muda JI. Pondok pesantren yang masih menjadi pengawasan tim Densus 88.
"Jadi pondok pesantren yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah tentunya dikatakan densus 88 bahwa memetakan ini semua dengan kegiatan-kegiatan intelijen. Senantiasa melakukan pengawasan beberapa pondok pesantren yang diduga kuat berafiliasi dengan JI," kata Rusdi kepada wartawan, Kamis (31/12/2020).
Baca juga: Polri Sebut Tokoh Pesantren Terlibat dalam Proses Perekrutan Pasukan Khusus Teroris Jamaah Islamiyah
Ia mengatakan pihaknya juga bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan pengawasan terhadap pondok pesantren tersebut.
Namun, dia enggan membeberkan lebih lanjut ihwal rincian pondok pesantren yang dicurigai berafiliasi dengan jamaah Islamiyah.
"Jadi ditanyakan apakah pondok pesantren itu di Jawa atau di luar Jawa, kenyataannya memang ada di Jawa dan juga di luar Jawa seperti itu. Yang pasti rekan-rekan densus 88 telah memetakan pondok pesantren-pondok pesantren yang diduga berafiliasi dengan JI," pungkasnya.
Baca juga: Waketum MUI Pertanyakan Tujuan Polisi Sebut JI Incar Anak Cerdas Pesantren
Diberitakan sebelumnya, Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) diduga telah menggelar operasi perekrutan generasi muda sejak 2011 lalu. Total ada 7 angkatan yang berhasil bergabung ke organisasi terlarang tersebut.
"Bahwa perekrutan generasi muda JI sudah sejak tahun 2011 kemudian ada 7 angkatan dengan total 96 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12/2020).
Ia menyatakan organisasi JI memang sengaja mengincar santri sejumlah pondok pesantren yang berprestasi dengan peringkat prestasi minimal 10 besar. Namun juga, ada santri yang dilihat dari mentalnya.
Baca juga: FPI Siap Lepas Lahan Pesantren Markaz Syariah di Megamendung Jika Ada Ganti Rugi
"Dia punya jaringan pondok pesantren JI yang diambil 10 besar itu. Kemudian direkrut tidak semua 10 besar ya. Tetapi ada yang dipilih dilihat bagaimana dia mentalnya, bagaimana posturnya dan bagaimana dia ideologinya," ungkapnya.
Dijelaskan Argo, mayoritas generasi muda JI yang direkrut telah diberangkatkan ke Suriah untuk melakukan pelatihan militer bersama organisasi teroris Jabhah Nushrah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
"Dari 96 orang ini kemudian yang berangkat ke Suriah ada 66 orang. Dan tentunya kenapa 66 orang kenapa gak 96 orang ke Suriah? Karena ada beberapa yang udah kita lakukan penangkapan sehingga jumlahnya berkurang yang berangkat ke Suriah," pungkasnya.