Politisi Golkar: Gotong Royong Harusnya Jadi Solusi Masalah Bangsa saat Ini
Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko menghelat sosialisasi empat pilar di Kabupaten Klaten, pada Sabtu (2/12/2020).
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko menghelat sosialisasi empat pilar di Kabupaten Klaten, pada Sabtu (2/1/2021).
Acara ini merupakan agenda rutin DPR-MPR RI untuk memberi pemahaman kepada masyarakat, mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dinilai penting karena MPR menilai masih banyak penyelenggara negara dan kelompok masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” ujar Singgih Januratmoko dalam keterangannya.
Baca juga: Penjelasan Polri soal Maklumat Kapolri yang Dinilai Mengekang Kebebasan Berekspresi
Baca juga: JADWAL Live Streaming Chelsea vs Man City Malam Ini, Girangnya Lampard Lihat Ziyech Kembali Latihan
Menurut politisi Golkar itu, problematika kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini diuji oleh Covid-19 dan ketegangan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan,
“Hal seperti itu tak perlu terjadi bila, semuanya meletakkan pandangan berbangsa dan bernegara dengan kacamata empat pilar itu,” papar Singgih.
Menurutnya, umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia, memiliki jasa besar dalam mendirikan Republik Indonesia, bahkan jauh sebelum negeri ini berdiri.
“Bung Karno adalah anak ideologis H.O.S Tjokroaminoto, salah satu tokoh Muhammadiyah dan aktor pergerakan nasional. Dari beliau Bung Karno belajar politik untuk melepaskan bangsa ini dari penjajahan,” ujarnya.
Singgih menjelaskan dalam proses perumusan dasar negara, Bung Karno menuangkan konsep dasar negara ke dalam pengertian dasar falsafah dan pandangan komprehensif dunia, secara sistematik dan koheren.
“Pandangan-pandangan itu menjadi sila-sila dalam Pancasila,” ujar Singgih.
Ide Bung Karno tersebut, juga beririsan dengan ide dasar negara yang dilontarkan Mohammad Yamin dan Soepomo.
Menurut Singgih, inti dari sila-sila Pancasila tersebut adalah gotong-royong, karakter unggul yang dimiliki bangsa Indonesia,
“Artinya gotong-royong tersebut muncul dalam pelaksanaan setiap sila, sehingga bangsa ini memiliki semangat kebersamaan, toleran, saling menghargai, dan bisa bersatu,” imbuh Singgih.
Dengan semangat gotong royong itu pula lahirlah pasal-pasal dalam UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.