Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh Bawa 50 Penumpang: 40 Dewasa, 7 Anak dan 3 Bayi
Pihak maskapai Sriwijaya Air memberikan penjelasan resmi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pihak maskapai Sriwijaya Air memberikan penjelasan resmi terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Dalam keterangan yang dibagikan di akun Twitter resmi Sriwijaya Air, membenarkan pesawat Sriwijaya Air telah hilang kontak pada hari ini, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut berisi 56 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 6 awak pesawat.
Sebanyak 50 penumpang tersebut, terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.
Maskapai juga menyampaikan nomor hotline yang bisa dihubungi terkait kecelakaan ini yakni di nomor 021-80637816 dan 021-80637817.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak, Sabtu (9/1/2021) sore.
Hilang kontak Pesawat Sriwijaya Air dibenarkan oleh Juru bicara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), Adita Irawati.
"Dipastikan lost contact," katanya.
Adita melanjutkan, berdasarkan informasi yang diterima pesawat tersebut kehilangan kontak di atas Kepulauan Seribu.
Kabar hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJ 182 awalnya dikabarkan oleh akun Twitter Flightradar24.
Baca juga: Berangkat dari Ancol, Polres Kepulauan Seribu Cek Lokasi Pesawat Sriwijaya Air Jatuh di Pulau Laki
Akun centang biru itu mengabarkan Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Jakarta.
Berdasarkan catatan di situs flighradar24.com, pesawat terbang pukul 14.36 WIB dari Bandara Seokarno Hatta.
Seharusnya pesawat tiba di Bandara Supadio pukul 15.15 WIB.
Namun, hingga saat ini pesawat tak kunjung mendarat.
Diduga Jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu
Dikutip dari Kompas.com, Bupati Kepulauan Seribu, Djunaedi mengatakan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak itu diduga jatuh di sekitar Pulau Laki.
"Betul (di Pulau Laki)," ujar Djunaedi kepada Kompas.com, ketika dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).
Menurut Djunaedi, ia menerima informasi dari pihak kelurahan setempat yang menyatakan seorang nelayan sempat melihat ledakan api.
"Ya saya dapat informasi dari kelurahan dari nelayan bubu ada orang yang minta tolong, ada ledakan api di sekitar Pulau Laki," lanjutnya.
Kini, tim dari Basarnas sedang menuju lokasi kejadian.
"Basarnas sedang ke lokasi. Belum ada lagi informasi ke saya," tutupnya.
ELT Pesawat Sriwijaya Tak Pancarkan Sinyal
Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut alat Emergency Locator Transmitter (ELT) milik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tidak memancarkan sinyal bahaya.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Bambang Suryo Aji menyebut pihaknya masih melakukan pendalaman penyebab ELT tidak berfungsi.
"ELT yang ada di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sudah teregistrasi di Basarnas," katanya dikutip dari siaran langsung KompasTV, Sabtu (9/1/2021).
"Namun saat kejadian tidak memancarkan sinyal yang nanti kita perlu kroscek kenapa tidak memancarkan, biasanya akan memancarkan (saat ada kecelakaan)," imbuhnya.
Suryo menyebut, biasanya ELT akan memancarkan sinyal saat pesawat dalam bahaya.
Sinyal kemudian akan diterima oleh Puskodal Basarnas sehingga akan diketahui informasi yang dialami oleh pesawat.
Baca juga: Menhub Budi Karya Ungkap Kronologi Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air yang Diduga Jatuh di Pulau Seribu
"Kalau alat itu memancarkan, kita cepat tahu, tidak perlu mencari informasi terjadi lost contact atau tidak. Di Puskodal akan memancarkan sinyal. Itu menandakan terjadi crash di pesawat tersebut."
"Tapi ELT di Sriwijaya Air SJ 182 tidak memancarkan," beber Suryo.
Ia juga mengatakan, pihak Basarnas menerima informasi hilang kontaknya pesawat tersebut pada 14.55 WIB.
"Setelah kita pelajari kita cepat berkoordinasi dan mengerahkan kapal ke titik yang diduga lokasi jatuhnya pesawat," ungkapnya.
Suryo melaporkan lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di laut antara Pulau Laki dan Lancang Kepulauan Seribu.
Selain itu juga pria berkacamata ini membenarkan pihaknya menemukan serpihan-serpihan yang diduga berasal dari pesawat berjenis Boeing 737-500 ini.
"Konsen kita malam ini mencari titik jatuh secara maksimal dan besok pagi melaksanakan pencarian lebih mendalam," imbuh Suryo.
Terakhir Suryo kemudian menggambarkan kondisi dari sekitaran titik yang diduga lokasi jatuhnya pesawat.
Kawasan ini memiliki kedalam laut berkisar 20 hingga 23 meter.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Daryono//Taufik Ismail) (Kompas.com/Sonya Teresa Debora)