Kerahkan KR Baruna Jaya IV, BPPT Ikut Misi Pencarian Sinyal Ping Blackbox Sriwijaya Air SJ 182
Baruna Jaya IV yang biasa digunakan untuk kegiatan riset ini mampu mendeteksi keberadaan sinyal Ping dari Blackbox.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pencarian dan evakuasi para korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) sore, turut menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan pihaknya memang telah menyiagakan kapal riset tersebut untuk mendukung operasi pencarian.
"Hingga kini kami terus berkoordinasi dengan seluruh unsur terkait," kata Hammam.
Perlu diketahui, Baruna Jaya IV yang biasa digunakan untuk kegiatan riset ini telah memiliki perangkat teknologi canggih.
Khususnya peralatan yang mampu mendeteksi keberadaan sinyal Ping dari Blackbox.
Baca juga: Istri-Anaknya Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Yaman Zai: Ditunggu Tak Datang, Rencana Liburan Buyar
Baca juga: Presiden Jokowi Sampaikan Dukacita atas Musibah Sriwijaya Air SJ 182
Selain itu, kapal riset ini juga memiliki teknologi sinyal sonar yang mampu mendeteksi bentuk atau objek di permukaan laut hingga mencapai kedalaman 2.500 meter.
Sinyal sonar itu dapat dikirim dengan mengandalkan gelombang suara bawah air.
Nantinya, sinyal pantulan sonar akan diterima kembali oleh pusat kendali di kapal untuk mengukur jarak, lalu mengkonversinya menjadi objek visual.
Baruna Jaya IV, diketahui pernah dilibatkan dalam Operasi SAR puing pesawat Lion Air PK LQP di wilayah perairan Karawang pada 2018 lalu.
Kapal riset ini memiliki kemampuan membaca sinyal yang ada dalam dua jenis black box pesawat, yakni Voice Data Recorder (VDR) dan Flight Data Recorder (FDR).
Namun Baruna Jaya IV sebenarnya merupakan kapal yang difungsikan untuk kegiatan riset batimetri atau pemetaan permukaan laut.