Pengamat Penerbangan Alvin Lie: Usia Pesawat Tidak Terkait dengan Keselamatan Terbang
Menurut Alvin Lie, pesawat yang usianya 3 bulan saja bisa mengalami kecelakaan. Pesawat yang usianya 50 tahun juga tetap laik terbang, tetap aman.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati industri penerbangan Alvin Lie berpendapat, usia tidak ada kaitannya dengan laik terbangnya sebuah pesawat. Pesawat usia 26 tahun itu bukan masalah, usia pesawat itu tidak ada kaitannya dengan kelaik udaraan atau safety.
"Pesawat yang masih baru pun bisa saja mengalami kecelakaan, begitu pula pesawat tua berusia 50 tahun yang masih laik terbang," ujarnya, Minggu (11/1/2021).
Menurut Alvin Lie, pesawat yang usianya 3 bulan saja bisa mengalami kecelakaan. Pesawat yang usianya 50 tahun juga tetap laik terbang, tetap aman.
Dia mengatakan, usia pesawat sebenarnya berkaitan dengan efisiensi dan ini juga bisa dilihat dari komponen serta desainnya. "Usia pesawat itu korelasinya dengan efisiensi," ungkapnya.
Yang membedakannya adalah desain pesawat, karena pesawat tua menggunakan desain struktur dengan teknologi yang dipakai sejak puluhan tahun lalu.
Karena desain yang lama mungkin desain sayapnya, desain strukturnya itu masih menggunakan teknologi puluhan tahun yang lalu.
Hal ini yang membuat drag atau hambatan pada penerbangan menjadi lebih besar, karena bahan untuk pembuatan pesawat tersebut masih menggunakan alumunium.
Sedangkan pesawat yang didesain untuk generasi baru umumnya telah menggunakan material komposit.
Sehingga drag pada sayap (membuat) efisiensinya kurang, ujung-ujungnya juga bobot pesawat itu lebih berat. Karena bahannya juga menggunakan alumunium dulu, sekarang menggunakan komposit.
Dengan drag yang lebih besar dan berat pesawat yang lebih besar, efisiensinya menurun karena membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.
Demikian juga desain mesin yang modern, ini lebih hemat bahan bakar, lebih senyap, lebih ramah lingkungan.
"Jadi usia pesawat tidak ada kaitannya dengan keselamatan, jadi tolong dicatat, tidak ada korelasi usia pesawat dengan keselamatan," kata Alvin Lie.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012
Faktor keselamatan penerbangan tergantung pada kedisiplinan maskapai dalam merawat pesawat.
Keselamatan, korelasinya dengan kedisiplinan merawat pesawat. Kalau pesawat itu disiplin dirawat, sesuai dengan manualnya.
Baca juga: Kisah Rombongan Selamat dari Maut, Gagal Terbang Naik Sriwijaya Air Lantaran Tak Bawa Bukti Tes PCR
Usia pesawat tidak menjadi masalah karena jika perawatan dan pemeriksaan telah dilakukan dan memperoleh sertifikasi, maka berapapun usia pesawat tidak menjadi faktor laik terbang.
Baca juga: Ragam Cerita Keluarga Korban Penumpang dan Awak Kabin Pesawat Jatuh Sriwijaya Air SJ 182
Setiap siklus itu dilakukan perawatan, kemudian juga dilakukan pemeriksaan, sertifikasi, pesawat itu mau usia 20, 30, 50 tahun pun tetap memenuhi syarat.
Pesawat itu tidak akan memperoleh sertifikasi dan asuransi jika tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
"Kalau tidak memenuhi syarat, tentunya tidak akan disertifikasi oleh otoritas setempat. Dan kalau tidak memenuhi syarat, asuransi juga tidak mau meng-cover pesawat tersebut," ujarnya. (fit/wly)