Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Program Langit Biru Dinilai Bantu Tekan Biaya Produksi dan Pemeliharaan

Program Langit Biru bisa menjadi pilihan bagi industri sektor transportasi dan logistik

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Program Langit Biru Dinilai Bantu Tekan Biaya Produksi dan Pemeliharaan
TRIBUN JABAR/ZELPHI
Suasana antrian kendaraan roda dua dan kendaraan angkutan umum untuk mengisi bahan bakar Pertalite dengan harga diskon di SPBU 34-40510 Jalan HMS Mintareja SH, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (11/01/2021). Pihak Pertamina menurunkan harga jual Pertalite sebesar Rp. 1.200 per liter di beberapa SPBU di sejumlah kota di Jawa, Madura dan Bali. Dengan harga jual seharga Premium, Pihak Pertamina mengajak warga pengguna kendaraan beralih ke bahan bakar lebih baik, rendah emisi sehingga tercipta pengurangan polusi udara dan lingkungan yang sehat. Program harga hemat ini sebagai Program Langit Biru dari Pertamina untuk mengurangi kadar polusi dari emisi gas buang kendaraan. (Tribun Jabar/Zelphi) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar logistik Univeritas Padjadjaran Bandung, Profesor Ina Primiana mendukung kelanjutan Program Langit Biru (PLB) Pertamina di berbagai wilayah, termasuk Jawa Barat.

Menurut Ina, program tersebut bisa membantu masyarakat dan sektor usaha dalam menekan biaya produksi.

“Sangat tepat, apalagi di saat pandemi dimana daya beli menurun. Masyarakat sangat terbantu.

Sedangkan sektor usaha, termasuk sektor penumpang dan transportasi logistik yang menggunakan bensin, bisa menekan biaya produksi termasuk maintanance karena penggunaan BBM yang lebih berkualitas,” kata Ina kepada media hari ini, Senin (11/1/2021).

Dalam situasi pandemi, lanjut Ina, masyarakat dan sektor usaha memang sangat berhitung soal biaya.

Baca juga: Mak Mak Gowes Kota Palembang Sambangi UMKM Binaan CSR Pertamina

Pasalnya, roda ekonomi memang belum sepenuhnya pulih dan bahkan ada kecenderungan kembali melambat, termasuk di antaranya, karena pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa dan Bali awal Januari 2021 ini.

“Situasi sekarang memang sulit bagi industri angkutan barang dan penumpang.

Berita Rekomendasi

Meski mulai meningkat, angkutan logistik juga belum pulih karena kapasitas produksi menurun sehingga tidak ada barang yang diangkut. Sedangkan angkutan penumpang juga masih dibatasi social distancing,” kata Ina.

Dengan demikian, lanjutnya, PLB bisa menjadi pilihan bagi industri sektor transportasi dan logistik. Mereka bisa berhitung, mana yang lebih murah untuk pengiriman barang-barangnya.

“Setiap perusahaan tentu memiliki anggaran maintance. Dengan demikian mereka juga bisa berhitung, bahwa BBM dengan oktan lebih tinggi tentu berpengaruh positif terhadap perawatan kendaraan,” lanjut Ina.

Sebagai apresiasi kepada masyarakat, awal 2021 Pertamina memang meneruskan PLB di berbagai daerah.

Baca juga: Pertamina RU III Plaju Raih Penghargaan dari Wali Kota Palembang

Di Jawa Barat, misalnya, program tersebut terus dilanjutkan untuk Kota Bogor, Depok, dan Sukabumi. Selain untuk membantu meningkatkan kualitas udara bersih, kelanjutan PLB juga karena banyaknya angkutan umum di ketiga kota tersebut.

Sekretaris Komisi I DPRD Sukabumi, Yunus Suhandi, juga menyikapi positif perpanjangan PLB Pertamina. Menurut Yunus, program tersebut juga sangat membantu masyarakat, termasuk pengusaha kendaraan umum.

“Makanya, saya menyambut baik program ini, yang menyamakan harga Pertalite setara Premium. Apalagi bisa meningkatkan penggunaan BBM yang lebih berkualitas sehingga bisa semakin meningkatkan kualitas udara di Sukabumi,” kata Yunus.

Menurut Yunus, program ini juga tepat, karena saat ini populasi kendaraan bermotor, setidaknya roda dua, memang meningkat di Sukabumi. “Jadi, di saat penghasilan menurun karena pandemi, masyarakat masih bisa membeli BBM berkualitas,” kata dia.

Selain membantu ekonomi warga, lanjut Yunus, PLB juga berkontribusi untuk semakin meningkatkan kualitas udara sehat.

Apalagi, karena penyumbang terbesar polusi di Sukabumi adalah sektor transportasi. “Hampir tidak ada pabrik besar di sini. Sehingga kontributor polusi terbesar adalah kendaraan bermotor.

Makanya dengan program ini, diharapkan udara Sukabumi semakin bersih. Saya juga berharap, ke depan, ketika masyarakat sudah nyaman mempergunakan Pertalite, harga juga tidak dinaikkan kembali,” kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas