Tantangan Tim Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Hadapi Cuaca Ekstrem, Tidur di Lantai Kapal
Proses evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak tak selalu berjalan mulus.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Anita K Wardhani
Tim penyelam yang berencana langsung turun menyelam mencari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pun mengurungkan niatnya. Mereka memilih menunda menggelar evakuasi hingga esok harinya.
Ketika memasuki malam hari, tim penyelam yang baru datang dipindahkan dari Kapal KN SAR Basudewa menuju ke Kapal KN SAR Wisnu yang menjadi pusat kapal utama Basarnas di sekitar lokasi pencarian Sriwijaya Air SJY-182.
Seluruhnya pun bermalam disana bersama dengan ratusan tim evakuasi Basarnas lainnya yang telah terlebih dahulu tiba. Usai makan malam dengan makanan siap saji, relawan maupun tim Basarnas pun berbaur tidur di pinggir lantai kapal (deck) tanpa alas.
Namun, beberapa di antaranya tidur di dalam kamar yang tersedia di kabin kapal. Sebab, kapal KN SAR Wisnu terbilang cukup besar dengan desain interior yang lebih modern.
Esok harinya, awan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 juga tampak masih gelap. Namun usai salat subuh, tim penyelam tetap mempersiapkan perlengkapan penyelaman di tengah cuaca tak menentu.
Mereka bersiap dalam posisi memakai masker, regulator, drysuit, Bouyancy Compensation Device (BCD), weightbelt, gauges, hingga menggendong oksigen. Karena kondisi masih memungkinkan, tim pertama pun memutuskan untuk turun melakukan operasi penyelaman usai pengarahan.
Tim penyelam hanya diberikan waktu 20 menit berada di dalam laut. Setelah waktu itu, tim penyelam diminta harus naik ke permukaan air kembali meskipun tidak dapat hasil pencarian di bawah laut.
Kepala Kantor Basarnas DKI Jakarta Hendra Sudirman menyampaikan operasi penyelaman pada Senin (11/1/2021) terbilang lancar. Total, ada 50 penyelam yang diterjunkan oleh tim gabungan SAR dan relawan.
Namun karena faktor cuaca yang mendadak berubah, tim gabungan Basarnas hanya mampu menurunkan 2 dari 3 tim penyelam pada pagi dan siang hari. Sedangkan pada sore hari, ombak mendadak meninggi lantaran akan adanya hujan kembali.
"Mas bisa lihat disini cuaca disini tidak seperti disana (JICT). Ombak disini bergelombang agak besar. Jadi kita harus lihat situasi," katanya.
Namun demikian, tim Basarnas mengaku akan terus melakukan proses pencarian korban Sriwijaya Air SJ-182 hingga 7 hari ke depan. Waktu tersebut bisa diperpanjang jika seluruh korban belum ditemukan oleh tim evakuasi.
Terhitung hingga Selasa (11/1/2021), tim gabungan Basarnas, TNI-Polri dan relawan telah mengumpulkan sebanyak 114 kantong jenazah yang dibawa ke JICT II. Kantong jenazah itu berisikan potongan tubuh, serpihan pesawat hingga barang-barang pribadi milik korban.