Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dugaan Kronologi Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Mesin Masih Hidup sebelum Hantam Laut, Elevator Copot

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di laut pada Sabtu (9/1/2021) lalu. Pesawat tersebut diduga tidak mengalami ledakan saat berada di udara.

Penulis: Daryono
Editor: Miftah
zoom-in Dugaan Kronologi Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Mesin Masih Hidup sebelum Hantam Laut, Elevator Copot
Sumber :Grafis Tribun Network
Grafis pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. 

Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Pencatatan dilakukan di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pencatatan dilakukan di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Andi mengatakan, begitu elevator copot, pesawat terjun ke laut.

Ia menduga pesawat menghantam hingga ke dasar laut mengingat kedalaman laut yang dangkal sekira 23 meter. 

Alumnus Universitas Hasanudin ini melanjutkan, elevator yang ia maksud terletak di bagian belakang pesawat.

“Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” kata dia. 

Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun.

Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manives dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat

Selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.

Berita Rekomendasi

“Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis," ujarnya.

"Saya menduga, elevatornya itu copot karena perawatan yang tidak maksimal.

"Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja karatan, atau hal lain."

"Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf.

Baca juga: Tinggalkan Anak Istri untuk Misi Kemanusiaan, Cerita Penyelam Relawan Pencari Sriwijaya Air SJ 182

Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas.

Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.

“Coba bayangkan, di ketinggain ribuan meter, dengan kecepatan tinggi, elevator Sriwijaya Air SJ-182 yang begitu signifikan fungsinya copot atau tidak berfungsi,” kata Andi Isdar Yusuf.

Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Dari udara terlihat tim SAR gabungan mencari serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 serta terlihat tumpahan minyak yang diduga bahan bakar Sriwijaya Air SJ 182. Tribunnews/Jeprima
Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Dari udara terlihat tim SAR gabungan mencari serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 serta terlihat tumpahan minyak yang diduga bahan bakar Sriwijaya Air SJ 182.  (Tribunnews/Jeprima)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas