Mengenang Momen Mengharukan Saat Syekh Ali Jaber Mencium Kaki Bocah Seorang Hafiz
Tak seperti anak-anak yang lain, Naja menderita cerebral palsy atau lumpuh otak sejak dirinya masih bayi.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka datang dari Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia di RS Yarsi Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2021) pukul 08.30 WIB.
Pendakwah sekaligus juri pada acara Hafiz Indonesia meninggalkan begitu banyak momen mengharukan.
Salah satunya momen saat dirinya mencium kaki seorang bocah penghafal Al-Qur’an (hafiz).
Momen tersebut terjadi pada 12 Mei 2019 lalu.
Bocah penghafal Al-Qur’an yang bernama Muhammad Naja Hudia Afifurrohman atau akrab disapa Naja ini merupakan salah satu peserta di Hafiz Indonesia 2019.
Tak seperti anak-anak yang lain, Naja menderita cerebral palsy atau lumpuh otak sejak dirinya masih bayi.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia, Mahfud MD: Kita Kehilangan Tokoh Penyejuk dan Pemersatu Umat
Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan Naja untuk berlatih menghafalkan Al-Qur’an.
Penampilannya di Hafiz Indonesia 2019 bahkan memukau para juri karena bisa menebak halaman dan letak baris ayat yang disebutkan.
Kemampuan Naja yang istimewa ini kemudian membuat Syeh Ali Jaber tak segan untuk mencium tangan, kepala dan kaki bocah hafiz tersebut.
“Subhanallah. Perhatikan Syekh Ali sampai mengecup kakinya. Coba siapa di antara kita yang bisa kakinya dikecup oleh Syekh Ali. Ini semua karena Al-Qurán,” ujar Ustaz Amir Faishol yang menyaksikan momen tersebut, seperti dikutip dari kanal YouTube RCTI-ENTERTAINMENT, Kamis (14/1/2021).
Melansir dari kanal YouTube deHakim, Syekh Ali Jaber pun mengungkapkan alasannya mencium kaki bocah penghafal Al-Qur’an.
Menurutnya, tubuh Naja sudah terisi dengan Al-Qur’an sehingga pantas untuk dimuliakan.
“Karena saya ingat Rasulullah. Saking mulianya dengan Al-Qur’an, beliau seperti Qur’an berjalan. Jadi anak seperti ini dia seluruh tubuhnya itu sudah terisi dengan Al-Qur’an. Oleh karena itu pantas saya muliakan kakinya,” papar Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber juga mengatakan bahwa Naja jauh lebih hebat dari dirinya.
“Dan dia jauh lebih hebat dari saya," tegasnya.
Ulama asal Madinah yang Dianugerahi WNI oleh SBY
Syekh Ali Jaber meninggal dunia dalam usia 45 tahun pada Kamis pagi (14/1/2021). Pendakwah sekaligus ulama asal Madinah ini ternyata sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI) sejak 2012.
Adalah Susilo Bambang Yudhyono (SBY), Presiden RI ke-6 yang menganugerahi Syekh Ali Jaber gelar WNI lantaran kegiatan dakwah-dakwahnya di Tanah Air.
Syekh Ali Jaber yang bernama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976 atau bertepatan dengan tanggal 3 Shafar 1396 H.
Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga Aliyah di Madinah.
Setelah lulus sekolah menengah, Syekh Ali Jaber melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.
Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada tahun 2008 dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2012.
Syekh Ali Jaber sempat menjadi juri pada Hafiz Indonesia dan menjadi Da'i dalam berbagai kajian di beberapa stasiun televisi nasional.
Sejak kecil, ia telah mendapatkan bimbingan agara dari Ayahnya yang juga seorang penceramah.
Oleh Ayahnya, Syekh Ali Jaber yang merupakan anak sulung diharapkan bisa mengikuti jejaknya.
Semasa kecil, Syekh Ali Jaber telah belajar Alquran dan merasa punya tanggung jawab atas cita-cita ayahnya.
Menariknya, di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghafal 30 jus Alquran.
Bahkan di umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu Masjid Kota Madinah.
Selama belajar agama, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah. Ia juga aktif sebagai guru hafalan Alquran di Masjid Nabawi.
Masuk Indonesia
Perkenalanannya dengan Indonesia dimulai pada 2008 lalu.
Pada tahun itu, Syekh Ali Jaber menikahi wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Umi Nadia.
Keduanya dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.
Saat di Lombok, Syekh Ali Jaber menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.
Karier dakwahnya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta. Syekh Ali Jaber juga menjadi pembimbing tadarus Alquran dan imam salat Ied di masjid yang sama.
Kehadiran Syekh Ali Jaber disambut baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits.
Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam. Lalu pada 2012, Syekh Ali Jaber dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
Syekh Ali Jaber mulai rutin mengisi acara di sejumlah stasiun swasta. Ia juga mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta
Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, bahkan ia sempat menjadi aktor dalam film "Surga Menanti" (2016).
Meski sudah tenar, Syekh Ali Jaber tetap berendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.
Syekh Ali Jaber sendiri wafat pagi tadi. Hal ini sebagaimana disampaikan rekannya, Ustad Yusuf Mansyur melalui akun pribadi Instagram @yusufmansurnew
“Innaa lillaahi Wa Innaa Illahi Raajiúun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon doánya…”tulis Yusuf Mansur.
Sumber: Kompas TV/Tribunnews.com