Update Sriwijaya Air SJ-182: 36 Kantong Jenazah Berisi Body Part Dibawa ke Posko JICT II
36 kantong jenazah yang diduga berisi body part korban dan satu kantong berisi serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke Posko JICT II Tanjung Priok.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal Basarnas KN Karna membawa 36 kantong jenazah yang diduga berisi body part korban dan satu kantong berisi serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke Posko JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021) pukul 16.30 WIB.
Kapten Kapal KN Karna, DT Sinaga, menyerahkan kantong jenazah berisi body part dan serpihan pesawat tersebut kepada Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Posko JICT II.
Rasman mengatakan kemungkinan masih akan ada lagi objek pencarian yang akan diserahkan kepada tim Basarnas di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta.
Baca juga: Hari Ke-6, Basarnas Belum Putuskan Perpanjang Waktu Evakuasi Sriwijaya Air SJ 182
Hasil tersebut, kata Rasman, merupakan hasil temuan penyelaman yang dilakukan penyelam Basarnas serta potensi lainnya.
Proses evakuasi di hari keenam ini diketahui masih berlanjut.
Hingga saat ini total 177 kantong jenazah berisi body part, 32 kantong berisi serpihan kecil pesawat, dan 28 potongan besar pesawat telah dibawa ke Posko JICT II.
"Selanjutnya tentu kita memberikan apresiasi kepada tim di lapangan atas jerih payahnya untuk dapat menemukan apa yang menjadi harapan kita bersama. Selanjutnya saya akan menyerahkan kepada DVI serta KNKT untuk melakukan pendalaman lebih lanjut," kata Rasman di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Kamis (14/1/2021).
Baca juga: 268 Penyelam Masuk Lokasi Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Diberitakan sebelumnya, total 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh yang diduga korban telah diangkat oleh Tim SAR Gabungan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Rabu (13/1/2021) pukul 19.40 WIB.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan selain itu hingga kini total 31 kantong kecil berisi serpihan pesawat dan 28 potongan besar pesawat berhasil diangkat.
"Pada hari ini, saya melaporkan kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat," kata Bagus di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu (13/1/2021).
Enam Korban Berhasil Diidentifikasi
Tim DVI Polri hingga saat ini sudah berhasil mengidentifikasi enam korban Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepuluan Seribu, Jakarta.
Okky Bisma (29) menjadi korban pertama yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polri.
Hasil identifikasinya diumumkan, Senin (11/1/2021) sore.
Kemudian, Selasa (12/1/2021), tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi tiga korban lainnya.
Ketiganya masing-masing atas nama Fadli Satrianto, Khasanah, dan Ashabul Yamin.
Baca juga: Pasangan Suami Istri Berhasil Diidentifikasi Sebagai Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Rabu (13/1/2021), Tim DVI Polri kembali berhasil mengidentifikasi dua korban lagi atas nama Indah Halimah Putri dan Agus Minarni.
306 Personil Gabungan Diturunkan untuk Identifikasi Korban
Sebanyak 306 personil gabungan diturunkan dalam proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Kepala Biro Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tim gabungan yang terlibat merupakan ahli bidang forensik dan kedokteran yang terdiri dari TNI, Polri, dan dari ikatan dokter ahli forensik.
"Semua, ahli. Semua dalam bidang forensik, itu ada semua terlibat. Ada kedokteran, TNI, Polri dan dari ikatan dokter ahli forensik kita, ikut dalam tim utk melakukan indentifikasi di sini," kata Brigjen Rusdi pada konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin (11/1/2021).
Ia berharap proses identifikasi jenazah korban berjalan lancar dan efektif untuk membantu keluarga korban.
Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan
Baca juga: Kunjungi Posko SAR Terpadu JICT, Komisi V DPR: Kejadian Ini Jangan Sampai Terjadi Lagi
Pihak RS Polri juga memberikan bimbingan psikologis kepada para keluarga korban untuk membantu secara emosional agar dapat menerima musibah
"Kita memberikan bimbingan kpd kluarga korban agar keluarga korban scr psikologis tdk terganggu dan bs menerima musibah itu," ujar Rusdi
"Ya, mudah-mudahan semua berjalan efektif bisa membantu keluarga korban menerima keadaan dan psikologi keluarga korban bisa tetap normal," lanjutnya.
Baca juga: Ikatan Pilot: Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air Harus Sesuai Ketentuan ICAO Annex 13
Rusdi belum dapat memastikan secara rinci kapan proses identifikasi jenazah korban dapat diselesaikan.
Namun ia dan timnya berupaya bekerja keras untuk dapat mengumpulkan data ante mortem dari para keluarga korban untuk memudahkan dan mempercepat proses identifikasi.
"Tidak ada (target) karena terpenting ketepatan bukan kecepatan, maka kami minta kesabaran keluarga korban," ujarnnya.
Baca juga: Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Masih Dilakukan, Diduga Tertimbun Puing-puing Pesawat
Sebelumnya Rusdi menyebut hingga pukul 9 pagi, RS Polri Kramat Jati telah menerima 16 kantong jenazah korban dan juga 3 kantong berisi properti korban dari Sriwijaya Air SJ -182 pada Senin (11/1/2021).
RS Polri juga telah mendapat 40 sampel DNA, dengan rincian 14 sampel itu didapatkan di RS Polri di Kramat Jati, kemudian 24 sampel didapatkan dari Pontianak, satu sampel dari Jawa Timur, kemudian satu sampel dari Sulawesi Selatan.
"Nanti akan kita update lagi pada pukul 17.00," kata Rusdi.
Baca juga: Viral Video Diduga Pilot Sriwijaya Air Kapten Afwan Bernyayi Lagu Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi
Kondisi Jenazah Jadi Tantangan
Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi menyebut kondisi jenazah korban yang tidak utuh akan menjadi kendala tersendiri bagi tim DVI dalam melakukan proses identifikasi.
"Baru hari ini lah kita akan memeriksan kiriman body part dari TKP. Memang kendala mendapatkan kondisi jenazah tidak utuh tantangannya lebih berat," kata Ahmad Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1/2021).
Meski demikian, Fauzi mengatakan bahwa tantangan itu tak menyurutkan tim DVI untuk berhenti mengidentifikasi korban.
Baca juga: Selain Kotak Hitam, Secara Simultan Tim Juga Fokus Cari Korban dan Material Pesawat SJ182
"Tapi tidak berarti itu tidak bisa dilakukan," tambahnya.
Fauzi mengatakan, tim DVI memiliki teknik-teknik tertentu untuk mengidentifikasi korban dalan kondisi tidak utuh. Sehingga bisa minimalisir sampel tidak dapat dibaca.
Ia pun tak merinci secara detail teknik apa yang akan digunakan dalam proses identifikasi itu.