Hari Ke-12: Tim SAR Gabungan Sriwijaya Air SJ 182 Lakukan Pencarian hingga Pesisir Pantai Utara Jawa
Tim SAR Gabungan juga melakukan pencarian melalui udara sesuai dengan area yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ke-12 Operasi SAR Gabungan Sriwijaya Air SJ 182, Rabu (20/1/2021), Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan Tim SAR Gabungan melakukan upaya pencarian korban dan serpihan pesawat di atas permukaan hingga ke pesisir Pantai Utara Jawa.
Selain itu, kata Rasman, pencarian di atas permukaan juga dilakukan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang yang merupakan titik yang diduga lokasi jatuhnya pesawat.
"Untuk di atas permukaan tetap kita upayakan di sekitar pulau, kemudian di pesisir Pantai Utara Jawa ke arah Jakarta, Banten, dan sebagainya," kata Rasman di kawasan JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Viral Tanda SOS di Pulau Laki Lokasi Pencarian Sriwijaya Air SJ-182, Mungkinkah Penumpang Selamat?
Selain itu, kata dia, Tim SAR Gabungan juga melakukan pencarian melalui udara sesuai dengan area yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Namun demikian, kata Rasman, lokasi pencarian masih difokuskan di bawah air.
Untuk pencarian bawah air, kata Rasman, lokasi pencarian dibagi ke dalam empat sektor.
Setiap sektor atau zona tersebut, kata dia, penyelaman akan dilakukan pada kedalaman 15 sampai 30 meter.
"Jadi kita persempit di situ karena diperkirakan di situlah titik pecahan atau titik jatuhnya. Dan itu terbukti dari pencarian yang dilakukan kemarin kita masih bisa menemukan bagian tubuh korban dan serpihan. Harapan kita CVR juga ada di sekitar situ. Mudah mudahan hari ini cuaca tetap mendukung, kemudian kita bisa melakukan pencarian maksimal di hari kedua perpanjangan kedua atau hari kedua belas," kata Rasman.
Rasman menjelaskan sekira 300 penyelam akan diterjunkan dalam operasi hari ini.
Namun demikian, kata dia, mereka akan menyelam secara bergantian untuk menjaga stamina dan kondisi para penyelam tetap prima.
"Karena penyelaman sudah 12 hari tentu sangat menguras tenaga bagi rekan-rekan kita sehingga kita juga mengatur ritmenya supaya kedepan kondisinya tetap masih prima," kata Rasman.