Sidarto Danusubroto dan Nasihat untuk Jokowi (1): Tak Percaya Ramalan Pelengseran Presiden Tahun Ini
Di tangan seorang yang jujur, di tangan orang yang dipercaya oleh dunia, insyaallah modal akan datang.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
![Sidarto Danusubroto dan Nasihat untuk Jokowi (1): Tak Percaya Ramalan Pelengseran Presiden Tahun Ini](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wawancara-khusus-dengan-sidarto-danusubroto_20210122_191747.jpg)
HAMPIR semua masukan yang kami berikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilaksanakan.
Begitu pengakuan Sidarto Danusubroto (85), anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), ketika ditanya bagaimana respon Jokowi terhadap rekomendasi dari Watimpres.
Lembaga yang diketuai Jenderal TNI (Purn) Wiranto tersebut sejak pandemic Covid-19, Maret 2020, tidak lagi menggelar pertemuan secara fisik dengan Presiden Jokowi melainkan melalui virtual.
"Waktu dulu, di periode pertama (Watimpres periode 2015-2019) saya rapat offline dengan Presiden secara teratur. Baik secara pribadi maupun dalam kelompok. Kami terakhir rapat offline dengan Presiden itu delapan bulan yang lalu," ujar Sidarto Danusubroto, dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Network, di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Diungkapkan saat rapat fisik terakhir itu peserta pertemuan harus menjalani swab PCR, menjaga jarak, dan disemprot diinfektan.
"Setelah pandemi praktis rapat secara online. Seminggu dua kali kami webinar, melibatkan beberapa tokoh. Itu saja yang kami kerjakan," tambah mantan ajudan Presiden Ir Soekarno itu.
Berikut petikan wawancara dengan Sidarto Danusubroto di kediamannya yang asri di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Selama pandemi ini apa saja nasihat Watimpres kepada Presiden?
Kami selalu ada rapat pleno yang menghasilkan naskah pertimbangan. Secara periodi, suka atau tidak suka, kami sampaikan kepada Presiden. Namun isinya rahasia negara. Kami selalu memberikan suatu pendapat tentang perkembangan di tanah air.
Naskah pertimbangan kami plenokan dan hasil pleno diberikan dalam bentuk nastim (naskah pertimbangan). Kami kirim kepada Presiden.
Kami melihat apa yang kami sampaikan banyak di-follow up oleh beliau (Presiden).
Belakangan ini muncul kontroversi mengenai peramal yang memprediksi pada 2021 ini Jokowi bakal dilengserkan. Bagaimana komentar Anda?
Saya tidak percaya itu. Bagi saya selama TNI-Polri solid, itu menjadi satu kekuatan pemersatu bangsa. Sejauh ini TNI dan Polri dalam kondisi solid dan mendukung Pak Jokowi.
Di zaman beliau produsen mobil listrik masuk. Hyundai masuk, Tesla masuk juga, banyak sekali. Saya sampaikan Indonesia akan jadi the great four 2050 (empat negara pada 2050).
Baca juga: Wiranto Tidak Ingin Nasihat Watimpres Kepada Jokowi Sama Dengan Lembaga Lain
Beberapa investor yang mau ke Malaysia itu pindah ke kita. Berpindah ke negara kita dan Vietnam.
Di tangan seorang yang jujur, di tangan orang yang dipercaya oleh dunia, insyaallah modal akan datang. Kita harapkan di 2021 perekonomian Indonesia akan mulai naik lagi.
Terkait pro dan kontra vaksin Covid-19, bagaiman Watimpres melihat fenomena ini?
Kita sudah import vaksin Sinovac dalam jumlah yang cukup besar. Itu diberikan kepada masyarakat secara gratis, sudah dibayar negara. Di Turki, Brasil, sudah.
Bagi saya keputusan yang diambil oleh Presiden dan pemerintah untuk vaksinasi itu langkah right on time (di waktu yang tepat) dan itu harus dilaksanakan secara nasional. Mulai dari tahap untuk kalangan tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan tahap-tahap selanjutnya.
Bagaimana Anda melihat pihak yang kontra terhadap vaksin Covid-19?
Silakan saja ini negara demokrasi, tapi saya harapkan supaya rakyat dan para pejabat menaati pemerintah pusat. Sejauh ini belum ada hal-hal yang mengecewakan.
![Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto bersama News Director Tribun Network Febby Mahendra](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dewan-pertimbangan-presiden-wantimpres-sidarto-danusubroto-bersama-n.jpg)
Kita mendengar produk-produk lain seperti Pfizer, Moderna, ada beberapa masalah di negara lain. Tapi sampai saat ini vaksin Sinovac tidak ada keluhan. Ini harus kita jalankan bertahap secara nasional.
Di awal tahun ini, di tengah pandemi, muncul sejumlah bencana alam, di antaranya banjir besar di Kalsel dan longsor di Jawa Barat, apa yang ingin sampaikan kejadian itu?
Bicara bencana alam, seperti banjir, saya melihat ada satu hal ya, yaitu kerusakan ekosistem. Saya pernah menjadi ajudan Bung Karno.
Saya ikut mendapingi beliau ketika Bung Karno menjadi tahanan kota selama 6 bulan dan tahanan rumah selama 6 bulan.
Saat itu beliau menyampaikan kepada saya, hutan alami Indonesia ini adalah paru-paru dunia. Negara lain yang punya hanya Brasil, Kongo, dan beberapa negara kecil. Tanpa kita harus memberi HPH (hak pengusahaan hutan) dunia itu butuh Indonesia.
Baca juga: Ramal 2021 Jokowi Lengser Lalu Direvisi, Mbak You akan Dilaporkan ke Polisi oleh CEO Cyber Indonesia
Beliau selalu mengingatkan itu, jangan sampai hutan alam harus kita hormati. Sekarang kawasan hutan itu banyak jadi kebun kelapa sawit, tambang. Pada masa lalu yang mendapat bagian itu kroni dan keluarga.
Pekerjaan rumah bagi Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, step by step memulihkan hutan alami kita. HGU (hak guna usaha) yang sudah habis itu harus dipulihkan kembali. Waktu zaman Bung Karno pemodal asing belum diundang.
Beliau bilang begini sama saya, "Saya bukan antimodal asing, tapi saya akan mengundang pemodal asing setelah putra-putri terbaik bangsa kembali dari luar negeri. Mereka lah yang akan memimpin pengelolaan sumber daya alam kita."
![Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto (kanan) bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra (kiri) saat wawancara khusus dengan Tribun Network di kediamannya di Jakarta, Jumat (22/1/2021). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wawancara-khusus-dengan-sidarto-danusubroto_20210122_192430.jpg)
Tapi begitu beliau tersingkir, mulailah terjadi ekspolitasi terhadap sumber daya alam.
Sekarang Presiden Joko Widodo mulai mengembalikan pengelolaan kekayaan alam kepada negara, seperti Freeport, Blok Rokan, Bontang.
Step by step mulai kita ambil kembali. Artinya, idealisme Bung Karno ditangkap secara baik oleh seorang Jokowi. (dennis)
Simak video wawancara eksklusifnya: