Cerita Pilu Pasien Covid-19 Meninggal Dunia setelah Ditolak Sekitar 30 Rumah Sakit karena Penuh
Cerita pilu seorang pasien Covid-19 yang ditolak hingga 30 rumah sakit di Tangerang Selatan karena penuh.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Pasalnya, puskesmas tersebut hanya memiliki fasilitas tabung oksigen dan infus saja.
Padahal, ayah mertua Evi dalam keadaan kritis yang harus segera ditangani di ruang ICU.

"Kayaknya ngga akan bisa (ditangani di puskesmas), jadi aku langsung telepon beberapa rumah sakit di Tangerang Selatan."
"Bahkan putra bungsu Papa yang ada di luar negeri telepon seluruh koleganya untuk dicarikan rumah sakit."
"Aku juga udah minta tolong ke Dinkes, karena hanya aku yang negatif," ujar Evi.
Mirisnya, sudah sekitar tiga puluh rumah sakit yang dihubungi, tidak ada satu pun yang bersedia menampung ayahnya karena penuh.
Baca juga: Pandemi Tak Terkendali, Tim Mitigasi IDI Minta Pemerintah Lakukan Tes Covid-19 Serentak
"Sekitar 30 rumah sakit (sudah dihubungi), saudara mama dari Surabaya juga kelimpungan nyari-nyari rumah sakit tapi udah bener-bener full."
"Ada satu rumah sakit yang waiting list, tapi Papa dapat nomor 22," tambah Evi.
Ia juga sempat heran karena ada beberapa rumah sakit yang menjawab tidak memiliki ruang ICU.
Padahal, setelah mencari tahu di internet, mereka adalah rumah sakit rujukan Covid-19.

Saat itu, Evi pun tak habis pikir bagaimana seluruh rumah sakit kompak menjadi penuh.
Sementara, dalam masa pencarian ini, kondisi ayahnya sudah semakin menurun.
"Jujur saja saya sudah putus asa, saya sudah bilang sama semua saudara saya, tolong carikan rumah sakit."
"Berapapun saya bayar, apapun bisa saya korbankan, asalkan papa saya bisa di ICU," ungkapnya.
Baca juga: Satgas: Potensi Kasus Covid-19 Under Reported Masih Ada