Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangkal Keributan 2 Kelompok Massa di Cengkareng: Penjelasan Warga hingga Bantahan FBR

Bentrok dua kelompok massa terjadi di Komplek Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (30/1/2021) kemarin.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pangkal Keributan 2 Kelompok Massa di Cengkareng: Penjelasan Warga hingga Bantahan FBR
istimewa
Detik-detik kerusuhan antar-kelompok di Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentrok dua kelompok massa terjadi di Komplek Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (30/1/2021) kemarin.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, keributan itu bermula dari masalah kepengurusan pengelolaan apartemen antara Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) yang selama ini menggandeng FBR dan pihak pengembang yang meminta bantuan kepada kelompok yang disebut-sebut dari Flores.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Ady Wibowo mengatakan, kelompok FBR awalnya mendatangi kelompok Flores berada di dalam tower.

Keduanya kemudian terlibat adu mulut, hingga aksi saling serang pun tak terhindarkan.

Baca juga: Seorang Pria Lempar Bom Molotov ke Masjid di Cengkareng Jakarta Barat, Motifnya Masih Misterius

Penjelasan warga

Seorang warga Apartemen City Park berinisial E mengungkapkan akar masalah keributan yang memicu insiden Jumat (29/1/2021).

Ia menyebut bahwa permasalahan itu bermula dari ormas FBR yang mulai berkuasa di lingkungan apartemen tersebut.

Berita Rekomendasi

Ormas itu disebut mulai meresahkan warga apartemen karena memegang Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen City Park.

Menurutnya, warga sudah mulai geram dan resah dengan hal tersebut. Sebab saat ini P3SRS bukan dikelola oleh warga asli melainkan oleh orang yang diduga dikendalikan oleh ormas tersebut.

"Sebab saat ini tiga pengelola P3SRS bukan warga kami. Bahkan ada yang KTP dan unit saja tidak punya," ungkap wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu, Sabtu (30/1/2021).

Berangkat dari situ kata E, pihak pengembang berencana mengambil alih aset mereka yang berada di tower makro, tower B, dan tower A.

Baca juga: Polisi Ringkus Pembacok yang Sebabkan Dua Orang Kritis Saat Bentrokan Kelompok Kei dan FBR

Negosiasi alot sempat terjadi antara pihak pengembang Rekarumanda dan pihak P3SRS. Namun, akhirnya pihak P3SRS mengaku mau memberikan aset tersebut kepada pihak pengembang. Asalkan mereka diberi waktu selama tiga hari.


"Ternyata waktu tiga hari itu dipakai pihak P3SRS untuk blokir sertifikat itu ke BPN dan ditolak. Berarti pengembang berhak ambil aset," ujarnya.

Akhirnya pihak pengembang memberi somasi kepada P3SRS. Namun, demikian dari somasi pertama dan kedua tidak digubris sehingga pihak pengembang pada Jumat (29/1/2021) memutuskan masuk mengambil aset.

Kedua belah pihak sempat negosiasi saat pengambilan aset. Pihak P3SRS juga sudah mau menyerahkan aset tersebut ke pihak pengembang.

Baca juga: Polisi Ringkus Pembacok yang Sebabkan Dua Orang Kritis Saat Bentrokan Kelompok Kei dan FBR

Namun demikian, perjanjian itu memang belum di atas hitam dan putih. Melainkan hanya masih dalam pembicaraan dan disaksikan oleh Kapolsek Cengkareng.

"Tapi Jumat siang saat pengembang mau ambil aset sudah penuh saja itu massa FBR menghalangi," terang E.

Menurutnya, beberapa massa FBR terlihat membawa senjata tajam, besi panjang dan bambu. Ternyata tim pengembang juga sudah menyiapkan beberapa pria yang diduga preman untuk menyerang FBR.

Terjadilah pertikaian tersebut yang kemudian viral di media sosial. Beberapa motor yang terparkir di luar apartemen diduga milik FBR dirusak oleh orang-orang suruhan Tim Pengembang.

Namun, satu orang dari tim pengembang disebut alami luka robek di bagian perutnya akibat sayatan benda tajam. Sejak Jumat siang itu, para penghuni pun terpaksa terkurung di dalam unit masing-masing karena kerusuhan tersebut.

Baca juga: FBR Siap Bantu Kemensos Distribusikan Bantuan Sembako Presiden

Pihak aparat polisi meminta mereka agar tidak keluar unit karena suasana masih berbahaya. Para penghuni baru dapat keluar pukul 20.00 WIB ketika situasi sudah mulai kondusif.

Warga sendiri menyayangkan peristiwa tersebut. Mereka mengaku trauma atas insiden berdarah itu.

"Jadi permasalahan ini ada tiga kelompok. Kelompok sana, kelompok sini, dan kelompok tengah," bebernya.

Saat ini kata E, pihak Polisi, Kodim 0503/JB, dan Pemkot Jakarta Barat sudah turun langsung untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ketiga pilar itu membentuk P3SRS sementara yang dipegang oleh Kelurahan Cengkareng Timur. Rencananya, para warga apartemen akan dipanggil ke Kantor Wali Kota Jakarta Barat untuk melanjutkan pembicaraan soal P3SRS.

Sebagai warga, E mengaku tidak berkeinginan yang muluk-muluk. Ia dan ribuan warga lain yang menghuni Apartemen City Park hanya ingin hidup tenang terbebas dari kendali ormas.

Sebab kata E, selama P3SRS itu dikendalikan ormas, kerap ada permasalahan dalam pengelolaan di apartemen. Khususnya masalah parkir.

"Jadi kami mohon disini kepada pemerintah agar mengembalikan P3SRS ke warga asli. Berdayakan warga sendiri seperti yang tertuang dalam Pergub," harapnya.

Warga juga berharap pihak Kepolisian dapat adil dalam permasalahan ini. Saat ini E sendiri mengapresiasi kepolisian yang dinilai sudah cukup adil dalam melindungi warga.

Pun dengan Dandim 0503/JB dan Wali Kota Jakarta Barat sudah memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi warga.

Mereka hanya berharap ke depannya kepengelolaan Apartemen City Park Cengkareng dapat lebih baik. Sehingga tidak lagi memberatkan warga di satu sisi.

Bantahan FBR

Korwil FBR Jakarta Barat Mujamil menampik telah menjadi biang kerok dari keributan di Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat.

Mujamil menyebut bahwa pihaknya FBR sebagai pemegang keamanan di apartemen tersebut diserang terlebih dahulu oleh sekelompok pria.

Hal itu diungkapkan Mujamil saat dikonfirmasi terkait kerusuhan yang mengkaitkan FBR di kawasan Apartemen City Park.

"Kami memang pemegang keamanan di Apartemen City Park Cengkareng. Itu sudah di Bawah Kendali Operasi (BKO) kami," ujar Mujamil dalam keterangan tertulisnya Sabtu (30/1/2021).

Tiba-tiba saja kata Mujamil, pihaknya diserang oleh sekelompok pria yang membawa senjata.

Mereka menimpuk kelompok FBR dan merusak beberapa kendaraan FBR.

Dari penyerangan tersebut, kelompok FBR menyerang balik para pria tersebut.

Mujamil mengaku tidak mengenal para pria yang menyerang FBR. Namun diduga penyerangan itu terkait dengan pengamanan yang mereka lakukan.

"Kami menyatakan dengan tegas, Ini rumah kami. Ini wilayah kerja kami dimana kami telah mendapatkan mandat secara resmi untuk BKO dan melakukan pengamanan kawasan Apartemen City Park," terang Mujamil.

Namun demikian, Mujamil tidak menerangkan dari mana mandat pengamanan itu diberikan.

Diketahui sebelumnya sebuag video viral memperlihatkan keributan di Apartement City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021) sore .

Dalam rekaman video itu sekelompok pria saling baku hantam.

Melalui rekaman video yang tersebar di whatsapp terlihat pria berpakaian preman saling serang dan menghancurkan sejumlah kendaraan yang ada disana.

Mereka merusak kawasan parkir menggunakan tongkat dan bambu panjang.

Mereka kemudian membabi buta merusak segalannya, termasuk sepeda motor, serta pintu parkir otomatis serta pos keamanan yang berada di kawasan itu.

Beberapa penghuni kemudian ketakutan. Mereka kemudian berlarian masuk ke dalam tower hingga tak berani keluar. Mereka kemudian memilih diam di unit sambil berteriak ketakutan. 

Wali Kota Jakarta Barat

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, minta pengelolaan Apartemen City Park, Cengkareng, dipegang oleh Kelurahan Cengkareng Timur.

Menurut Uus, langkah itu diambil untuk mencegah adanya kerusuhan serupa seperti yang terjadi.

"Jadi sambil mencari jalan keluar utama. Kami serahkan kepengelolaan apartemen ke pihak Kelurahan Cengkareng Timur," ujar Uus, Sabtu (30/1/2021).

Rencananya, Sabtu ini pihak Kecamatan juga akan mengadakan rapat terkait pengelolaan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS).

Rapat itu kata Uus, akan melibatkan warga dan tiga pilar di Jakarta Barat seperti Kodim 0503/JB, Polres Metro Jakarta Barat, dan Pemkot Jakarta Barat.

"Jadi rapat ini diusahakan netral. Sehingga Ormas-ormas tidak ikut-ikutan dulu," kata Uus.

Dalam rapat itu akan dicari jalan tengah terkait pengelolaan P3SRS apartemen termasuk masalah parkir.

Uus berharap dengan memfasilitasi hal tersebut, maka warga Apartemen City Park dapat merasa lebih tenang dan nyaman.

Sehingga tidak ada lagi masalah-masalah serupa seperti yang terjadi Jumat lalu.

"Jadi agar kerusuhan serupa tidak terulang maka kedepan kami ambil langkah yang konkret untuk selesaikan masalah tersebut," tandas Uus.

Sebagian berita tayang di Warta Kota: Detik-detik Anggota FBR Dipukul Mundur Kelompok Flores saat Kerusuhan di Apartemen City Park 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas