Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Darmizal Eks Demokrat Diduga Akan Kudeta Partai, Sempat jadi Ketua Relawan SBY hingga Jokowi

Nama mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal menggaung seusai disebut-sebut diduga akan mengambil ali kepemimpinan AHY.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Profil Darmizal Eks Demokrat Diduga Akan Kudeta Partai, Sempat jadi Ketua Relawan SBY hingga Jokowi
HANDOUT
HM Darmizal MS. Nama mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal menggaung seusai disebut-sebut diduga akan mengambil ali kepemimpinan AHY. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal menggaung seusai disebut-sebut diduga akan mengambil ali kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Lantas siapakah sosok Darmizal?

Dikutip dari dct.kpu.go.id, Darmizal merupakan pria kelahiran 6 September 1963.

Dirinya memiliki riwayat pendidikan sebagai Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Program Doktoral Ilmu Sosial, Universitas Pasunda Bandung.

Dari dokumen tersebut, Darmizal juga tercatat pernah menjadi relawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat kontestasi Pilpres 2004 lalu.

Tepatnya Darmizal menjadi Ketua Umum Relawan SBY dan Jusuf Kalla (JK) kala itu.

Hingga saat Pilpres 2019, Darmizal rela mundur dari Partai Demokrat dan mendukung Jokowi.

Berita Rekomendasi

Dirinya pun menjadi Ketua Umum Relawan Jokowi (ReJo).

Saat mundur dari Partai Demokrat, Darmizal sempat melontarkan pernyataan kepada SBY.

Baca juga: Profil Nazaruddin Eks Demokrat Disebut Ikut Andil Isu Kudeta Partai, Pernah Tuding Anas Urbaningrum

"Perlu saya sampaikan kepada Pak SBY, mulai hari ini saya nyatakan berhenti sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas Partai," ungkap Darmizal di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (6/5/2018).

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Darmizal sempat berharap saat dirinya keluar dari partai, Demokrat dapat menjadi partai yang lebih besar lagi ke depannya.

Walaupun dirinya sangat mencintai partai yang telah membesarkannya, Darmizal mengaku tidak lagi bisa bergabung.

"Saya cinta dan sayang partai ini, tapi mohon izin, sekali lagi saya tidak bisa bergabung," jelas Darmizal.

Baca juga: PROFIL Orient Riwu Kore Bupati Terpilih Sabu Raijua, WN AS, Diusung Demokrat, Gerindra & PDIP

Seperti diberitakan sebelumnya AHY mengeluarkan statement tudingan bahwa ada sekelompok orang yang akan mengambil alih paksa kepemimpinan Partai Demokrat.

AHY juga mengungkapkan, informasi tersebut berdasarkan laporan dan aduan dari para pimpinan dan kader Partai Demokrat.

Mereka melapor karena merasa tidak nyaman bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.

Bahkan, ucap AHY, gerakan politik untuk merebut paksa kepemimpinan Partai Demokrat itu dilakukan secara sistematis.

Ketua umum Relawan Jokowi atau ReJO HM Darmizal MS
Ketua umum Relawan Jokowi atau ReJO HM Darmizal MS (HANDOUT)

Diberitakan sebelumnya Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik mengungkapkan nama-nama yang diduga ingin mengkudeta Partai Demokrat.

Bukan hanya Darmizal, namun juga tiga nama politikus lainnya.

"Marzuki Alie, Jhoni Allen, dan Nazaruddin," kata Rachland dikutip dari Kompas.com.

Rachland mengaku mendapat informasi tersebut dari kesaksian kader Demokrat, yang tak disebutkan namanya.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Sementara itu klaim AHY bahwa adanya pengambilalihan posisi ketum Partai Demokrat akan dijadikan kendaraan dalam Pemilu 2024.

Baca juga: Kata NasDem soal Pernyataan AHY Ada Rencana Kudeta Demokrat: Sebenarnya Bisa Buka Aib Sendiri

AHY menyebut terdapat 5 orang, yakni seperti yang sudah diberitakan Tribunnews.com:

- satu kader Demokrat aktif

- satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif

- satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi

- satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu

- satu orang non kader partai atau seorang pejabat tinggi pemerintahan.

"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY.

Baca juga: Mau Dikudeta Lingkaran Jokowi dari Ketum Demokrat, AHY: Untuk Kendaraan Politik Nyapres 2024

Terkait keterlibatan pejabat penting itu, AHY mengaku sudah berkirim surat kepada Jokowi untuk meminta konfirmasi dan klarifikasi.

Apalagi, gerakan ini dikatakan sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.

"Saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," kata AHY.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di Taman Politik DPP Demokrat, Senin (1/2/2021)
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers di Taman Politik DPP Demokrat, Senin (1/2/2021) (YouTube/Agus Harimurti Yudhoyono)

Tanggapan dan Pesan Moeldoko

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko memberikan pesan kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait pernyataannya soal Demokrat, Senin (1/2/2021) lalu.

Moeldoko menjelaskan awal mula isu ini beredar.

Ia menyebut bahwa ada sejumlah tamu yang mendatangi dirinya.

Tamu tersebut datang berbondong dan membicarakan banyak hal, bahkan curhat situasi terkini.

Dikutip dari Kompas.com, namun Moeldoko tak menjelaskan detail siapa tamu tersebut dan perihal yang dibicarakan.

Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko mengaku selalu membuka pintu untuk siapa saja yang hendak bertamu.

Namun ternyata, aktivitasnya ini memunculkan isu yang kini berkembang.

Baca juga: PROFIL Moeldoko, Kepala Staf Presiden yang Dituding Terlibat Rencana Kudeta Demokrat

Moeldoko menduga isu itu berangkat dari foto-foto dirinya ketika menerima tamu-tamu tersebut.

"Mungkin dasarnya foto-foto, ya orang dari, ada dari orang Indonesia Timur, dari mana-mana kan pengin foto sama saya, ya saya terima aja, apa susahnya," kata dia.

Pesan ke AHY, Moeldoko mengaku tak keberatan isu ini digulirkan oleh Demokrat

Hingga akhirnya muncul pernyataan AHY terkait dugaan ada sekelompok orang yang akan mengambil alih paksa kepemimpinan Partai Demokrat.

Di sisi lain Moledoko juga menanggapi pun keberatan adanya kata-kata Istana.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat dilantik di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat dilantik di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/8/2013). (KOMPAS.COM/Sandro Gatra)

Dalam hal ini Moeldoko meminta agar jangan mudah membawa nama Istana dalam masalah tersebut.

"Sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini," ujar Moeldoko.

Moeldoko menambahkan dalam hal ini Presiden Jokowi tak mengerti sama sekali.

Moeldoko pun juga mengatakan masalah yang tengah beredar tersebut merupakan murni urusannya, di luar KSP.

Baca juga: Respons Moeldoko saat Namanya Disebut Terlibat Kudeta Demokrat, Sebut Jangan Ganggu Presiden

Sementara terkait isu kudeta Partai Demokrat, Moeldoko mengaku prihatin melihat situasi yang berkembang saat ini.

Sebab, sejatinya ia turut mencintai Partai Demokrat.

Ia pun menegaskan bahwa kudeta atau penggulingan kekuasaan hanya bisa dilakukan dari dalam kekuasaan itu sendiri, tidak dari luar.

Moeldoko juga memberikan pesan untuk AHY, sebagai seorang pemimpim Partai Demokrat.

"Saran saya ya, menjadi seorang pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing," kata Moeldoko.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Sri Juliati/Danang Triatmojo) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas