Boni: AHY Panik, Dia Menyadari Masih Bertahan karena ada dalam Bayang-bayang Ayahnya
Boni Hargens menilai, sikap yang ditunjukkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk kepanikan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar politik sekaligus Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, sikap yang ditunjukkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk kepanikan.
Menurut Boni, tudingan AHY ke orang-orang yang ingin merebut Partai Domokrat itu menunjukkan posisinya tak lagi kuat di Partai berlambang mercy tersebut.
"AHY kebakaran jenggot karena panik. Dia sadar, posisinya tidak kuat lagi dan partai ini sudah kelamaan menjadi partai keluarga. Keadaan menjadi rumit karena ayahnya bukan lagi penguasa/presiden," kata Boni dalam keterangannya kepada Tribunnews, Rabu (3/2/2021).
Boni menilai, kekuatan satu-satunya untuk bertahan sebagai nahkoda adalah memperoleh dukungan kader, tetapi soliditas internal dan loyalitas kader selalu fleksibel dalam kultur parpol yang lemah managemen internal.
Itu artinya, kata Boni, peluang faksionalisasi memang besar.
"Maka tidak salah AHY panik. Dia tahu diri dan menyadari bahwa ia masih bertahan karena ada dalam bayang-bayang ayahnya. Bagaimana kalau ada 'orang kuat' yang mengambilalih kepemimpinan? AHY tampaknya belum siap menerjang badai," terang Boni.
Baca juga: Gede Pasek: Mas Anas Urbaningrum Tak Ada Urusannya dengan Perebutan Kepemimpinan Demokrat
Ia pun menilai, AHY membutuhkan pengalaman banyak untuk itu.
Reaksinya yang berlebihan memperlihatkan kapabilitas yang masih prematur dalam memimpin partai.
"Saya kira terlalu sempit berpikir kalau mereka menuduh seseorang seperti Andi Arief yang menuduh Moeldoko. Masalahnya bukan soal siapa yang mau merebut, tapi soal seberapa matang dan dewasa AHY dalam berpolitik," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.