Kemendikbud: Kurikulum Pendidikan Vokasi Jangan Terlalu Banyak Teori
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan kurikulum pendidikan vokasi harus sinkron dengan dunia industri.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan kurikulum pendidikan vokasi harus sinkron dengan dunia industri.
Menurutnya, perubahan kurikulum menjadi dasar untuk meningkatkan keterserapan lulusan pendidikan vokasi.
"Kurikulum yang sinkron dengan industri, sinkron dengan tantangan riil, dan sinkron dengan kewirausahaan," ujar Wikan dalam Rapat Koordinasi dan Kick Off Program Ditjen Pendidikan Vokasi yang disiarkan secara daring, Kamis (4/2/2021).
Kurikulum pada pendidikan vokasi, menurut Wikan, tidak boleh terlalu kaku.
Selain itu, Wikan mengatakan kurikulum pendidikan vokasi tidak boleh terlalu banyak berisi teori.
Menurutnya, harus banyak materi terapan yang diajarkan untuk siswa atau mahasiswa vokasi.
Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Mengambil Peran Hasilkan SDM Unggul
"Kurikulum itu jangan kurikulum yang kaku lagi. Vokasi kurikulumnya itu jangan terlalu banyak teorinya, jangan terlalu banyak mata-mata pelajaran yang sifatnya itu teori. Jadi kami melakukan inovasi dan modifikasi pada kurikulum," ucap Wikan.
Mata pelajaran yang bersifat akademik dan teori akan dikontekstualisasikan menjadi vokasional.
Dirinya menyontohkan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia akan menjadi matematika terapan dan Bahasa Indonesia terapan.