19 Tersangka Teroris JAD Makassar Dipindah ke Cikeas, Karo Penmas Polri: Semua Anggota FPI
26 tersangka terorisme tersebut tergabung dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah Gorontalo dan Makassar yang berafiliasi dengan ISIS.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Anti-teror Mabes Polri memindahkan 26 tersangka tindak kejahatan terorisme dari Gorontalo dan Makassar ke Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/2/2021).
26 tersangka terorisme tersebut tergabung dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Gorontalo dan Makassar yang berafiliasi dengan ISIS.
7 tersangka teroris adalah anggota JAD Gorontalo, sementara 19 lainnya adalah anggota JAD Makassar.
Baca juga: Polisi Temukan Satu Transaksi dari Rekening FPI Mengarah ke Istri Teroris JI
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengungkapkan, 19 tersangka teroris dari JAD Makassar merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI).
Mereka semua, lanjut Rusdi, sangat aktif di berbagai kegiatan FPI yang diselenggarakan di Makassar.
Baca juga: Mabes Polri Belum Dapat Kabar Soal Adanya Giat Penangkapan Terduga Teroris di Belitung Timur
"19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," ungkap Rusdi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021).
19 tersangka teroris JAD Makassar yang juga anggota FPI, memiliki berbagai rencana yang bisa mengganggu stabilitas serta keamanan dan ketertiban masyarakat.
Salah satu aksi teror yang kerap dilakukan belasan JAD Makassar ini adalah aksi bom bunuh diri.
Rusdi mengatakan, mereka semua berbahaya lantaran memiliki mentalitas untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
"Kelompok ini tentunya memiliki rencana kegiatan yang akan menggangu kamtibmas di negeri ini, karena kelompok ini mempunyai mental untuk melakukan kegiatan bom bunuh diri," ungkapnya.
Selain itu, satu dari 19 tersangka teroris JAD Makassar ini merupakan anak dari pasangan Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.
Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina pada 2019 silam.
"Dua teroris itu Ruli Lian dan Ulfa Handayani. Keduanya memiliki lima anak, satu anak ditahan di Filipina karena aksi terorisme keluarga Abu Sayap di Filipina, satu di Suriah, satu tertangkap di Makassar," jelasnya.
Selain itu keduanya punya menantu atas nama Andi Baso.
Sosok Andi Baso adalah tersangka teroris yang terlibat kasus pengeboman di gereja Samarinda, Kalimantan Timur, pada 2016 silam.
"Artinya dari keluarga ini ada bapak, ibu, anak dan menantu terlibat terorisme," ujar Rusdi.