Menristek: Indonesia Sudah Harus Kurangi Ketergantungan Bahan Bakar Fosil
pemerintah tengah fokus mengembangkan energi alternatif lain yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ristek dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN) Prof Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah tengah fokus mengembangkan energi alternatif lain yang berasal dari sumber energi baru terbarukan (EBT).
Hal ini menjadi komitmen RI setelah ikut serta dalam penandatanganan Paris Agreement 2015.
"Indonesia sudah harus mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil. Energi terbarukan yang berkelanjutan melambangkan kehidupan di masa depan," tutur Menristek dalam webinar Keprofesian Teknik Metalurgi, Sabtu (6/2/2021).
Menurutnya, Indonesia pada tahun 2045 juga memiliki tujuan menjadi negara maju berpendapatan tinggi yang hanya dapat dicapai dengan perubahan paradigma ekonomi dari yang berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi.
"Karena itu dibutuhkan teknologi tepat guna yang dapat menambah nilai komponen dalam negeri (TKDN) serta menjadi substitusi impor tentu ini harus didukung penguatan ekosistem riset yang kondusif berupa sinergi triple helix, antara peneliti, pemerintah, dan industri," urainya.
Menristek meyakini melalui model triple helix di mana pemerintah bertindak sebagai integrator untuk mengurangi gap komunikasi antara peneliti dan industri sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat menjawab permintaan industri.
Baca juga: Pengembangan Energi Panas Bumi Masih Minim Dukungan, Pakar UI Sarankan Begini
Ketua Tim Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN Agus Tjahajana menuturkan dampak dari pembiaran pemanfaatan energi fosil bahwa air permukaan laut bisa naik 20 cm.
"Seperti disampaikan Pak Menteri tadi ada Paris Agreement. Sekarang mungkin 140 negara lebih khawatir emisi gas rumah kaca meningkatkan permukaan air laut," tutur Agus.
Menurutnya, Indonesia yang saat ini memiliki 17 ribu pulau kemungkinan akan berkurang setengahnya efek naiknya air di bumi.
"Jangan-jangan bisa separuhnya nanti pulai kita karena banyak yang tenggelam. Ini salah satu penyebabnya sektor transportasi yang menyumbang 23 persen dari pada emisi CO2," terangnya.
Indonesia menaruh perhatian serius terhadap kondisi ini, pemerintah pun mendorong produksi EV battery bisa dikembangkan menggantikan energi fosil.