Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Komisi XI Minta Pemerintah Ubah Cara Kerja Penanganan Pandemi Covid-19

Anis Byarwati menyatakan kondisi perekonomian dan keuangan negara pada akhir tahun 2020 masih sangat memprihatinkan.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Anggota Komisi XI Minta Pemerintah Ubah Cara Kerja Penanganan Pandemi Covid-19
Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas kesehatan bersiap membawa pasien Covid-19 menggunakan Bus Sekolah menuju Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran dari Puskesmas Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (26/1/2021). Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Selasa (26/1/2021) pukul 12.00 WIB, total ada 1.012.350 kasus Covid-19 di Tanah Air setelah ada penambahan 13.094 kasus baru. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartanto optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal I tahun 2021 dengan kisaran 4 - 5 persen.

Terkait hal itu, anggota Komisi XI DPR RI fraksi PKS Anis Byarwati menyatakan kondisi perekonomian dan keuangan negara pada akhir tahun 2020 masih sangat memprihatinkan.

Menurutnya, Indonesia sudah memasuki periode resesi ekonomi, dimulai pada saat pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan II 2020 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,32% (yoy).

Kemudian berlanjut pada Triwulan III 2020 sebesar -3,49 (yoy) persen dan terakhir pada Triwulan IV 2020 berada pada angka -2,59 (yoy) persen.

Secara rata-rata pertumbuhan tahun 2020 sebesar -2,07% (yoy).

"Resesi ekonomi yang terjadi menyebabkan angka kemiskinan akan kembali berada pada angka 10-11 persen, angka pengangguran akan berada pada kisaran 7-8 persen, sedangkan angka Gini Ratio naik menjadi 0,381," kata Anis, kepada wartawan, Senin (8/2/2021).

Berita Rekomendasi

Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan itu menyampaikan bahwa kinerja APBN tahun 2020 berada pada kondisi terendahnya.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.633,6 triliun atau tumbuh negatif sebesar -16,7 persen.

Rendahnya penerimaan negara tersebut, kata dia, menyebabkan defisit anggaran mencapai Rp 956,3 triliun atau 6,09 persen terhadap PDB.

"Untuk menutup defisit anggaran tersebut, menyebabkan pembiayaan anggaran pada tahun 2020 tercatat mencapai Rp 1.190,9 triliun. Utamanya bersumber dari pembiayaan utang yang mencapai Rp 1.226,8 triliun," kata dia.

Di sisi lain, Anis menyebut penyusunan APBN 2021 juga masih dipengaruhi oleh kondisi penyebaran pandemi Covid-19 yang sangat tinggi.

Baca juga: Ratusan Relawan Gempa Sulbar Terpapar Covid-19, Sebagian Isolasi Mandiri, Lainnya Kembali ke Daerah

Baca juga: DPR: Pers Harus Bantu Pemerintah Cegah Penyebaran Covid-19 Melalui Pemberitaan Edukasi

Dengan kinerja ekonomi global pada tahun 2021 yang masih diliputi ketidakpastian.

Apalagi defisit APBN 2021 diprediksi sebesar Rp 1.006,4 triliun atau sekitar 5,57 persen terhadap PDB.

Dalam APBN tahun 2021, pembiayaan utang direncanakan sebesar Rp 1.177,35 triliun.

Selain itu, Pemerintah memerlukan dana besar untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan penanganan Covid-19.

"Realisasi Dana PEN 2020 mencapai angka Rp 579,78 triliun dan program PEN 2021 direncanakan sebesar Rp 553,1 triliun. Dalam dua tahun terakhir ini, Pemerintah membutuhkan dana sebesar Rp 1.132,88 triliun," jelasnya.

Politisi senior PKS ini menegaskan pertumbuhan ekonomi minus di tahun 2020 tidak terelakkan.

Sebab belanja masyarakat masih rendah, investasi maupun ekspor masih tumbuh negatif dan menunggu sinyal pemulihan ekonomi global.

Sementara belanja pemerintah yang tumbuh positif tetap belum optimal, sehingga tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kita tidak mungkin mendorong konsumsi dan investasi kembali normal ketika kondisinya masih tidak normal. Masih ada wabah. Sebaiknya, fokus pemerintah dan seluruh otoritas adalah mempercepat penanggulangan wabah, membantu masyarakat terdampak, dan membantu dunia usaha bertahan," tegasnya.

Lebih lanjut, Anis juga menyoroti jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang masih sangat tinggi.

Per-tanggal 7 Februari 2021, total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.157.837 kasus (berdasarkan data Satgas Gugus Covid-19).

Jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya yaitu Pakistan dengan jumlah penduduk yang hampir sama (224 Juta jiwa dengan total kasus 535.914), total kasus Pakistan hanya separuh dari Indonesia yang mencapai 1 juta kasus.

"Ini menunjukkan bahwa Pemerintah harus mengubah cara kerjanya dalam menangani pandemi agar ekonomi segera pulih," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas