LAPAN: Tidak Ada Laporan Jatuhnya Satelit Telkom-3 Membahayakan Penduduk
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin memperkirakan Satelit Telkom-3 jatuh di wilayah yang tidak berpenghuni.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin memperkirakan Satelit Telkom-3 jatuh di wilayah yang tidak berpenghuni.
LAPAN memperkirakan Satelit Telkom-3 melintas di atas Asia hingga Samudera Pasifik dengan pusat perkiraan lintasannya di atas Mongolia.
"Sangat mungkin titik jatuhnya di wilayah tidak berpenghuni," ujar Thomas kepada Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Baca juga: Tahun 2022 Bandara Oita Jepang Jadi Pelabuhan Antariksa Peluncuran Satelit
Thomas mengatakan pihaknya tidak melakukan langkah apapun terkait jatuhnya Satelit Telkom-3 ini.
Sejauh ini, Thomas mengatakan tidak ada laporan bahwa Satelit Telkom-3 membahayakan penduduk.
"Tidak ada langkah apa pun, karena tidak ada laporan titik jatuh yang membahayakan penduduk," ucap Thomas.
Baca juga: PLN Pasang Telepon Satelit untuk Perlancar Koordinasi Penanganan Pasca Gempa Sulbar
LAPAN memperkirakan Satelit Telkom-3 jatuh pada 5 Februari 2021 pukul 16:35 WIB.
Berdasarkan data orbit terakhir dari Space-Track dan Roskosmos, diperkirakan titik jatuh sekitar Asia Tengah sampai Pasifik.
Seperti diberitakan Kompas.com pada 2012, Roket Proton-M gagal mengantarkan satelit Telkom-3 dan Express MD-2 ke orbit.
Satelit telekomunikasi milik Indonesia dan Rusia itu dinyatakan hilang. Kegagalan diduga karena roket pendorong bagian atas menyala terlalu singkat.
Roket pendorong beserta satelit diluncurkan dari pusat antariksa Rusia di Baikonur, Kazakhstan pada 6 Agustus 2012.
Dengan sistem orbit geostasioner, satelit akan ditempatkan di ketinggian 36.000 kilometer dari muka bumi.
Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, menyatakan, kegagalan disebabkan roket pendorong tahap akhir (Briz-M) hanya menyala 7 menit.