Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Srikandi Papua Berjuang Jadi Prajurit TNI, Dari Karyawan Toko Hingga Ikuti Jejak Sang Kakak

Dalam tayangan Chanel Youtube TNI AD, terungkap perjuangan para Srikandi asal Papua bisa begabung dengan TNI AD.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Srikandi Papua Berjuang Jadi Prajurit TNI, Dari Karyawan Toko Hingga Ikuti Jejak Sang Kakak
Capture Chanel Youtube TNI AD
Srikandi Papua saat mengikuti pendidikan pertama bintara (Dikmaba) di Pusdik Kowad, Bandung, Jawa Barat (Capture Chanel Youtube TNI AD) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 40 Srikandi asal Papua direkrut menjadi anggota TNI AD lewat program 1.000 prajurit otonomi khusus 2020.

Setelah menjalani seleksi hingga dinyatakan lolos, 40 prajurit wanita tersebut akan bergabung dengan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Dalam rangka menjadi seorang anggota Kowad, mereka pun harus menempuh pendidikan pertama bintara (Dikmaba) di Pusdik Kowad yang berada di Bandung, Jawa Barat yang dimulai pada September 2020.

40 srikandi Papua tersebut mengikuti pendidikan bersama prajurit siswa reguler sebanyak 181 orang.

Dalam tayangan Chanel Youtube TNI AD, terungkap perjuangan para Srikandi asal Papua tersebut hingga bisa begabung dengan TNI AD.

Sarce Namora seorang prajurit siswa Dikmaba Otsus Papua mengungkap sebelum memilih bergabung dengan TNI AD, dirinya bekerja sebagai karyawan toko untuk biaya dirinya kuliah.

Baca juga: Cerita di Balik 1.000 Pemuda Asli Papua yang Direkrut Jadi Prajurit TNI AD

"Bapak saya bekerja sebagai nelayan dan ibu saya sebagai pedagang kaki lima. Keseharian saya adalah sebagai seorang karyawan di toko dan saya bekerja untuk membiayai saya kuliah," ujarnya dilansir dari Chanel Youtube TNI AD yang diunggah pada 3 Februari 2021.

Berita Rekomendasi

Ia ingin membuktikan kepada tetangga-tetangganya bila dirinya bisa bergabung dengan Kowad tidak mengeluarkan biaya.

"Sampai akan membuktikan pada tetangga-tetangga saya yang sering bilang kalau memasuk Kowad itu harus mengeluarkan uang. Jadi saya bilang kepada mereka kalau untuk jadi Kowad itu tidak membutuhkan biaya saya akan buktikan pada mereka kalau apa yang mereka bilang itu salah," katanya.

Baca juga: Semua Daerah Ekononominya Minus, Hanya Sulawesi, Maluku dan Papua yang Tumbuh Positif

Lain halnya dengan Lisabet Duwith, prajurit siswa asal Papua lainnya.

Ia mengaku dirinya sudah percaya diri bisa begabung dengan Kowad saat mendengar ada program otonomi khusus.

Alasannya, dirinya merupakan orang asli Papua.

"Dari situ saya dengar Otsus diterima dan sampai akhirnya mengikuti pendidikan di sini. Saya sangat bersyukur," ujarnya.

Ia pun bercerita bila dirinya untuk mengikuti seleksi anggota TNI AD dirinya terpaksa menggunakan gaji terakhir orang tuanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas