Enggan Disebut Legenda Politik, Ahok: Yang Penting Jaga Nama Baik
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan dirinya disebut legenda di dunia politik Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan dirinya disebut legenda di dunia politik Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa.
"Saya kira disebut legenda, ini cocok apa tidak cocok. Tapi kalau ada pepatah tiongkok kuno, bahwa sebelum bunyi empat paku di atas peti mati kita, kita tidak bisa mengklaim kita itu apa," ujar Ahok, dalam perayaan Imlek 2021 yang digelar DPP PDI Perjuangan (PDIP) dengan tema 'Imlekan Bareng Banteng', Jumat (12/2/2021).
Ahok mengatakan dirinya lebih mementingkan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia dalam memperjuangkan Pancasila. Serta menjaga nama baik selama hidupnya.
"Yang saya rindukan dan yang saya harapkan dalam hidup saya, saya tetap mempunyai nama yang baik sebagai pejuang nasionalis di partai seperti PDI Perjuangan, seperti sedia kala. Dan sekarang pun nama baik itu tetap ada. Bukan legenda atau tidak legenda. Itu adalah harapan kita," ungkap Ahok.
"Kerinduan saya, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, kita memperjuangkan fondasi dasar Pancasila. Dan tujuannya untuk apa? Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," imbuhnya.
Baca juga: Pesan Ahok ke Anak Muda yang Terjun ke Politik: Jangan Takut Miskin dan Harus Siap Korbankan Diri
Oleh karenanya, Ahok mengajak semua rakyat Indonesia bersama-sama berdiri teguh dengan tegap untuk kebenaran, keadilan, perikemanusiaan, dan tentu untuk kemajuan bangsa Indonesia.
"Itulah yang paling penting. Karena itu saya berdoa, di akhir hidup, saya mempunyai nama baik itu," pungkas Ahok.