Bamsoet Dorong Perusahaan Otomotif Jepang Kembangkan Kendaraan Listrik di Indonesia
Bambang Soesatyo (Bamsoet) melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Mr. Kanasugi Kenji, mengajak perusahaan otomotif asal Jepang menanamkan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Mr. Kanasugi Kenji, mengajak perusahaan otomotif asal Jepang menanamkan investasi untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.
Meramaikan pasar kendaraan listrik dunia yang saat ini baru dikuasai Amerika Serikat (Tesla), China (Wuling), dan Korea Selatan (Hyundai).
Hal itu disampaikannya usai menerima Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Mr. Kanasugi Kenji, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Senin (15/2/2021).
"Masyarakat Indonesia yang sangat familiar dengan produk Jepang, sudah tak sabar menunggu lahirnya kendaraan listrik dari Jepang. Kerjasama otomotif yang selama ini sudah terjalin antara Indonesia dengan Jepang, menjadi modal besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerjasama otomotif di bidang kendaraan listrik," ucapnya.
"Selain memiliki potensi pasar terhadap 270 juta lebih penduduk Indonesia, kendaraan listrik hasil kerjasama Jepang dengan Indonesia juga bisa diekspor ke 625 juta penduduk ASEAN, maupun 4,5 miliar penduduk Asia," lanjutnya.
Baca juga: Kesaksian WNI saat Gempa Magnitudo 7,3 di Jepang: Ini Gempa Paling Besar yang Pernah Saya Rasakan
Bamsoet menjelaskan, ekspor kendaraan listrik yang dihasilkan Indonesia dengan Jepang tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Mengingat kedua negara sudah bekerjasama mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, sebagai terminal ekspor kendaraan otomotif asal Indonesia.
"Melalui total investasi yang dikucurkan mencapai Rp 50 triliun, Pelabuhan Patimban merupakan modal besar bagi Indonesia dan Jepang dalam menghadapi ASEAN Connectivity 2025. Dari Indonesia, didukung kerjasama dengan Jepang, pasar otomotif Asia, bahkan dunia harus bisa kita kuasai bersama," ucap Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga meminta pemerintah Jepang mempermudah akses ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan Indonesia ke Jepang.
Saat ini prosesnya agak terhambat karena berbelitnya prosedur seperti food safety traceability and food safety sustainability yang dilakukan pemerintah Jepang.
"Penurunan tarif bea masuk yang saat ini memberatkan bisa menjadi angin segar bagi peningkatan kerjasama kedua negara. Sehingga bisa semakin meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dengan Jepang," ujarnya.
"Menurut catatan Japan-Indonesia Partnership Lounge (JAIPONG), total nilai perdagangan Indonesia-Jepang pada tahun 2020 (periode Januari-Oktober) mencapai USD 19,9 miliar. Total nilai ekspor mencapai USD 11,1 miliar dan impor sebesar USD 8,8 miliar," lanjut Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini juga menyampaikan duka cita atas musibah gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncang prefektur Miyagi dan Fukushima di wilayah Tohoku, Jepang.
Kejadian tersebut merupakan gempa bumi terbesar kedua yang mengguncang Jepang sejak 2011.
"Menurut keterangan Duta Besar Jepang, sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut. Dengan pengalaman yang dimiliki, Jepang pasti bisa melalui musibah ini dengan baik. Sebagai sahabat, Indonesia siap memberikan bantuan apapun yang dibutuhkan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.