PROFIL Deputi Penindakan KPK Karyoto, Jenderal Bintang 2 yang Diisukan Masuk Bursa Calon Kabareskrim
Nama Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto diisukan masuk Bursa calon Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Nama Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto diisukan masuk Bursa calon Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri).
Memang seperti diketahui nama-nama calon Kabareskrim terus bermunculan setelah kursi tersebut ditinggalkan Jenderal Listyo Sigit yang kini menjadi Kapolri RI.
Kini giliran nama Karyoto yang disebut-disebut dapat menduduki jabatan tersebut.
Lantas siapakah sosok Karyoto?
Karyoto merupakan perwira tinggi Polri yang sejak 14 April 2020 brsamaan dengan amanahnya menjabat Deputi Penindakan KPK.
Dirinya berpangkat Inspektur Jenderal Polisi atau Jenderal Bintang Dua.
Pria kelahiran Pemalang Oktober 1968 tersebut merupakan lulusan Akpol tahun 1990.
Dirinya pun berpengalaman dalam bidang reserse.
Dirinya pun memiliki pengalaman di Bareskrim Polri, di mana pada tahun 2010 dirinya mengemban tugas sebagai Penyidik Utama Tk II Dit III/Kor Dan WCC Bareskrim Polri, dan pada tahun 2011 sebagai Kasubdit III Dittipidkor Bareskrim Polri.
Baca juga: Bamsoet: IMI Akan Kukuhkan Komunitas Kendaraan Listrik
Baca juga: Profil para Anggota Dewan Direktur Indonesia Investment Authority
Lantas pada tahun 2015 dirinya masuk sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Pideksus Bareskrim Polri.
Tiga tahun kemudian pada 2018 dirinya menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Pidkor Bareskrim Polri.
Dan sebelum menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK, Karyoto pernah menjabar sebagai Wakapolda Sulawesi Utara pada tahun 2018, dan pada 2019 menjabat sebagai Wakapolda DIY (2019).
Dikutip dari Kompas.com Karyoto menangani kasus korupsi korupsi terkait izin ekspor benih lobster yang menjerat Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Sebelumnya Karyoto mengatakan melakukan penyelidikan, serta mengumpulkan informasi untuk mengusut dugaan kasus korupsi tersebut.
Pengumpulan informasi itu juga dilakukan melalui teknologi informasi dan perbankan.
"Apa yang kita lakukan yang dikatakan sebagai suatu yang berkelanjutan terus-menerus akhirnya pada waktunya kita bisa mengambil dan menangkap yang dikategorikan sebagai orang-orang yang menjadi tersangka di sini,"
Hingga akhirnya KPK menetapkan Edhy Prabowo, serta enam orang lainnya sebagai tersangka, yakni staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, serta seorang pihak swasta bernama Amiril Mukminin.
Tanggapan
Karyoto pun menanggapi soal dirinya yang disebut masuk bursa calon Kabareskrim Polri.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Karyoto mengatakan tak memiliki ambisi untuk menduduki jabatan penting di Kepolisian tersebut.
Namun Karyoto mengaku sudah merasa terhormat hanya dengan namanya disebut menjadi calon Kabareskrim.
"Kalau kita dicalonkan ya namanya bintang dua wajar-wajar saja, tapi kalau kita bicara punya ambisi tidak ya," kata Karyoto saat dikonfirmasi, Selasa (16/2021).
Baca juga: Mensesneg Tegaskan Pemerintah Tidak Berniat Merevisi UU Pemilu dan UU Pilkada
Saat ini, Karyoto mengaku fokus bekerja sebagai Deputi Penindakan KPK untuk mengusut berbagai kasus korupsi, termasuk dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19.
"Prinsipnya di mana pun kita bekerja ya kita bekerja dengan baik. Seperti sekarang ada kecurigaan tentang bansos dan lain-lain," kata dia.
Namun, Karyoto menegaskan, dirinya hanya ingin fokus bekerja semaksimal mungkin.
"Prinsipnya juga kalau kita masuk dicalonkan saja itu sebuah kehormatan. Yang penting kita bekerja dengan baik. Mudah-mudahan apa yang kita kerjakan betul-betul dapat bermanfaat untuk bangsa dan negara. Dan ingat KPK ini bekerja pertanggungjawabannya ke publik," kata Karyoto.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Ilham Rian Pratama) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)