Profil Arief Sulistyanto, Kabaharkam Polri Baru Pengungkap Kasus Munir, Harta Kekayaan Capai Rp 14 M
Berikut profil dan sepak terjang Komisaris Jenderal (Komjen) Arief Sulistyanto, sang Kabaharkam Polri baru.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi sejumlah perwira tinggi kepolisian.
Satu di antara perwira yang dirotasi adalah Komisaris Jenderal (Komjen) Arief Sulistyanto.
Kapolri menunjuk Arief Sulistyanto menjadi Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri.
Keputusan mutasi ini berdasarkan Surat Telegram nomor ST/318/II/KEP/2021 tertanggal 18 Februari 2021.
Kemudian, jabatan Kalemdiklat yang ditinggalkan Arief digantikan oleh Komjen Rycko Amelza Dahniel yang sebelumnya menjabat Kabaintelkam.
Lantas siapakah sosok Arief Sulistyanto yang kini menjadi Kabaharkam Polri ini?
Berikut Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber profil dan sepak terjang Arief hingga menjadi Kabaharkam Polri:
Arief Sulistyanto merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1987 sekaligus teman satu angkatan Mendagri Tito Karnavian.
Sosoknya mulai dikenal publik setelah menjadi penyidik beberapa kasus besar yang menjadi sorotan publik.
Salah satunya, Arief pernah menjadi anggota tim khusus penyidikan pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Arief juga ikut menangani kasus pembobolan Citibank yang melibatkan Melinda Dee.
Baca juga: Ditunjuk Jadi Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto Punya Harta Kekayaan Rp 1,7 Miliar
Baca juga: Kapolri Pilih Komjen Agus Jadi Kabareskrim, Posisi Kabaharkam Dijabat Komjen Pol Arief
Perwira polisi yang lahir pada 1965 di Nganjuk, Jawa Timur ini mengawali kariernya di provinsi kelahirannya.
Arief mengemban tugas kepolisiannya di Jawa Timur sejak 1987 hingga 1993.
Arief pernah menjabat sebagai Kasat Serse di Polres Malang, Polres Sidoarjo, dan Polres Pasuruan.
Hingga akhirnya pada 1995, Arief memulai karier kepolisiannya di Ibukota.
Kariernya bermula saat ditarik menjadi Kapolsek Kota Bekasi dan Kapolsek Metro Pasar Minggu.
Kemudian, Arief ditugaskan ke Riau pada 2003 untuk menjadi Kapolres Indragiri Hilir dan Kapolres Tanjung.
Pada 2006, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri dan ditugaskan di Bareskrim Polri.
Kariernya semakin cemerlang selama menjadi penyidik Bareskrim.
Bahkan pada 2010, Arief diangkat menjadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipieksus).
Baca juga: Daftar Jenderal Polisi yang Dimutasi: Mulai Kapolda Sumut, Papua, hingga Eks Kapolda Metro Jaya
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Minta Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI Dituntaskan
Empat tahun menjadi Dirtipieksus Bareskrim Polri, Arief ditunjuk menjadi Kapolda Kalimantan Barat.
Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief pernah menjebloskan dua perwira polisi ke penjara.
Pertama adalah AKBP Eddy Triswoyo, mantan Kabid Telekomunikasi dan Informasi Polda Kalbar karena melakukan mark-up anggaran telekomunikasi Polda Kalbar 2011 – 2014.
Yang kedua adalah AKBP Idha Endri Prastiono yang diduga berkerja sama dengan bandar narkoba asal Malaysia.
Selama bertugas di Kalimantan Barat, Arief juga memperkenalkan salam zero yang sempat menjadi sorotan nasional.
Salam itu dia maksudkan untuk menegaskan zero tolerance terhadap berbagai bentuk pelanggaran, penyimpangan, pungutan liar, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setelah bertugas di Kalimantan Barat, Arief kembali ditarik ke Mabes Polri.
Dia sempat menjadi Staf Ahli Kapolri sebelum diangkat menjadi Asisten SDM Kapolri pada 2017.
Saat diamanahkan menjadi Asisten SDM Kapolri, Arief terus membenahi proses penerimaan anggota Polri.
Salah satunya terobosan yang dia lakukan adalah proses rekrutmen menjadi lebih terbuka.
Orang tua calon anggota Polri kini bisa melihat secara langsung proses penerimaan.
Kemudian, Arief bertugas sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri sejak 22 Januari 2019 hingga pada Kamis (18/2/2021) hari ini ditunjuk sebagai Kabaharkam Polri.
Nama Arief juga pernah diajukan Kompolnas ke Presiden Joko Widodo sebagai salah satu calon Kapolri periode 2021-2024.
Harta Kekayaan
Dalam LHKPN-nya per 9 Maret 2020, Arief Sulistyanto memiliki harta kekayaan sebesar Rp 14.431.347.591.
Adapun rincian asetnya, Arief Sulistyanto memiliki 13 bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 7.036.244.000.
Aset tanah ini berada di sejumlah daerah seperti Batam, Karanganyar, Cianjur, Bekasi, Jakarta Timur, Pekanbaru, dan Jakarta Selatan.
Mantan Kapolda Kalbar ini juga mempunyai empat unit mobil dengan total nilai Rp 1.270.000.000.
Koleksi mobil paling mahal milik Arief Sulistyanto adalah Toyota Alphard yang nilainya Rp 800 juta.
Dua aset lain milik Arief Sulistyanto adalah harta bergerak lainnya serta kas dan setara kas.
Nilainya, masing-masing adalah harta bergerak lainnya Rp 2.256.000.000 lalu kas dan setara kas Rp 3.869.103.591.
Profil Arief Sulistyanto
Nama: Arief Sulistyanto
Istri: Niken Manohara
Anak:
- Bhredipta Cresti Socarana
- Bhawika Tanggwa Prabuttama
Pendidikan:
Akademi Kepolisian (1987)
Jabatan di Kepolisian
- Pamapta Polresta Surabaya Selatan Polda Jatim (1987)
- Kanit Serse Polresta Surabaya Selatan Polda Jatim (1988)
- Wakasat Serse Polresta Surabaya Selatan Polda Jatim (1989)
- Kasat Serse Polres Malang Polda Jatim (1990)
- Kasat Serse Polres Sidoarjo Polda Jatim (1991)
- Kasat Serse Polres Pasuruan Polda Jatim (1993)
- Kaur Binops Puskodal Ops Polres Jakbar Polda Metro Jaya (1995)
- Kapolsek Bekasi Kota Polres Bekasi Polda Metro Jaya (1996)
- Kapolsek Metro Pasar Minggu Res Jaksel Polda Metro Jaya (1998)
- Kasubbag Mufi Bag Listik Lab Listik PPITK PTIK (1998)
- Sespri Kapolri (1999)
- Spri Wakapolri (2000)
- Pabanda Strajemen Padya Renum Paban I/Ren Spers Polri (2001)
- Kapokdik Piddanapem Dit Pidkor Korserse Polri (2002)
- Kapolres Indragiri Hilir Polda Riau (2003)
- Kapolres Tanjung Pinang Polda Riau (2005)
- Kasubbag Prodsus Bag Produk Roanalisis Bareskrim Polri (2006)
- Kanit II Dit II/Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri (2007)
- Pamen Spripim Polri (2008)
- Koorspripim Polri (2009)
- Dir II/Ekonomi Dan Khusus Bareskrim Polri (2010)
- Dirtipideksus Bareskrim Polri (2010)
- Kapolda Kalbar (2014)
- Sahlijemen Kapolri (2016)
- Asisten SDM Kapolri (2017)
- Kabareskrim Polri (2018)
- Kalemdiklat Polri (2019)
(Tribunnews.com/Maliana, Tribunpontianak.com)