Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap RI Masih Kerap Impor Sampah, Ini Imbauan KLHK Bagi Masyarakat

Selama 5 tahun terakhir, HPSN telah menjadi momentum untuk membangun kesadaran publik dalam upaya-upaya pengurangan sampah.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Terungkap RI Masih Kerap Impor Sampah, Ini Imbauan KLHK Bagi Masyarakat
Ist
Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada tanggal 21 Februari.

Selama 5 tahun terakhir, HPSN telah menjadi momentum untuk membangun kesadaran publik dalam upaya-upaya pengurangan sampah.

Namun pada konferensi pers Kamis, terungkap fakta bahwa Indonesia (RI) masih kerap mengimpor bahan baku sampah terpilah untuk daur ulang terutama untuk kertas dan plastik.

“Kita butuh kertas daur ulang setiap tahunnya 7 juta ton dan 50 persennya itu diimpor,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati pada konferensi pers Kamis (18/2/2021).

Padahal Indonesia menghasilkan 65,8 juta ton sampah per tahunnya, namun ternyata masih harus mengimpor bahan baku sampah terpilah.

Karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah milih sampah rumah tangga sebelum diangkut petugas kebersihan.

Pada tahun ini, HPSN mengusung tema ‘Sampah Sebagai Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi’.

BERITA REKOMENDASI

Vivien mengungkapkan pengelolaan sampah termasuk salah satu sektor usaha yang tahan banting (resilient) selama pandemi COVID-19.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia kuartal III 2020 pada 5 November 2020, sektor ini justru mengalami pertumbuhan positif.

Baca juga: Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga Saat Pandemi Menurut Para Ahli

Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah merupakan sektor yang tumbuh sangat tinggi, yaitu 6,04%.

Oleh karena itu, tema ekonomi dianggap relevan dengan situasi saat ini.

"HPSN 2021 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia, dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi Indonesia," ujarnya.


Vivien menyampaikan sudah saatnya platform HPSN digeser ke upaya-upaya penanganan sampah yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut dilakukan melalui pengembangan sektor usaha pengumpulan dan pengangkutan sampah, industri alat dan mesin pengolah sampah, industri daur ulang, industri komposting dan biogas, serta industri sampah menjadi energi alternatif.

“HPSN 2021 dijadikan platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia sekaligus sebagai perwujudan dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui pelaksanaan ekonomi sirkular (circular economy) dan sampah menjadi sumber energi," kata Vivien

Ia berujar HPSN mengingatkan Bangsa Indonesia bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pengelolaannya.

Persoalan sampah merupakan persoalan serius dan multidimensi, sehingga diperlukan resonansi kepedulian persoalan sampah secara terus menerus.

Direktur PSLB3 itu juga mengajak masyarakat untuk merubah mindset terkait sampah dan untuk memilah milih sampah rumah tangga sebelum diangkut petugas.

“Ketika menghasilkan sampah, sampah itu dipilih agar kemudian bisa dikelola lanjutannya melalui bank sampah terdekat,” ujarnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas