Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Tegaskan Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tidak Bisa Dipisahkan

Jokowi sampaikan hal itu saat hadiri perayaan Imlek Nasional Tahun 2021, Sabtu (20/2/2021), secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Jokowi Tegaskan Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tidak Bisa Dipisahkan
capture video
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Perayataan Imlek Nasional 2021 'Untukmu Negeri, Kami Berbakti dan Peduli' yang disiarkan kanal YouTube IMLEK NASIONAL, Sabtu (20/2/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri perayaan Imlek Nasional Tahun 2021, Sabtu (20/02), secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Tahun baru Imlek kali ini ditandai dengan shio kerbau logam yang memiliki makna pekerja keras, tekun, memiliki kesabaran tinggi, dan terencana untuk mencapai kemajuan.

Dengan filosofi itu pula bangsa Indonesia pada tahun ini terus berupaya untuk berhasil menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Jokowi mengatakan,  pemaknaan kekuatan, keberanian, keteguhan, dan kedisiplinan kerbau harus ditunjukkan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, yaitu dalam menghadapi dampak pandemi baik di bidang kesehatan maupun ekonomi nasional.

“Penanganan permasalahan kesehatan akibat pandemi Covid-19 harus terus dilakukan.

Pendisiplinan (protokol kesehatan) 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan), 3T (tracing, testing, treatment), PPKM (pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat) skala mikro, dan juga vaksinasi harus dilakukan secara cepat dan efektif,” ujar Jokowi dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Menkes Klaim Mobilitas Masyarakat Saat Imlek Tak Tinggi, Covid-19 Dapat Ditekan

Berita Rekomendasi

Menurut Jokowi, semua kekuatan bangsa harus dikerahkan untuk bersama-sama dan bergotong royong untuk menyelesaikan masalah ini.

Jokowi kembali menjelaskan mengenai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diberikan pemerintah secara gratis bagi kurang lebih 182 juta penduduk Indonesia untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity).

Setelah sebelumnya dilakukan dengan sasaran sumber daya manusia (SDM) kesehatan, saat ini pemerintah tengah menjalankan tahap kedua vaksinasi yang menyasar para pekerja publik dan juga kelompok lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas.

“Minggu ini juga langsung sudah dilakukan untuk pelayan-pelayan publik, untuk pekerja-pekerja publik baik itu guru, lansia yang juga perlu kita prioritaskan, kemudian pekerja-pekerja di pasar-pasar dan di pusat-pusat ekonomi.

Kemarin juga sudah kita mulai di Pasar Tanah Abang. Baru kemudian nanti menginjak ke masyarakat umum,” ujar Jokowi.

Tak hanya penanganan di sektor kesehatan, Jokowi  juga mengatakan, seluruh pihak harus bersama-sama bergotong-royong untuk pemulihan ekonomi nasional.

Jokowi menjelaskan, pemerintah telah menggulirkan sejumlah bantuan sosial di tahun 2020 yang juga dilanjutkan pada tahun 2021 untuk masyarakat lapisan bawah yang sangat terdampak pandemi sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat.

Pemerintah juga telah mengupayakan untuk membuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat, salah satunya melalui pogram padat karya baik menggunakan APBN maupun APBD.

“Namun, perluasan kesempatan kerja yang bisa berkelanjutan adalah dari para pelaku usaha, dari dunia usaha. Kuncinya ada di situ, bukan dari Pemerintah. Kalau yang melakukan dari dunia usaha, ini akan berkelanjutan, ini yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ungkap Jokowi.

Sejumlah kebijakan tengah dijalankan pemerintah dalam rangka membangkitkan kembali sektor usaha.

Prioritas belanja pemerintah kini lebih diarahkan untuk pembelian produk-produk dalam negeri dan membangun ekosistem yang kondusif seperti dengan memberikan sejumlah insentif bagi dunia usaha.

Pada bagian akhir sambutannya, Jokowi menekankan bahwa penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi tidak dapat dipisahkan.

“Kita harus menunjukkan bukti bahwa permasalahan kesehatan bisa ditangani dengan baik sehingga muncul kepercayaan untuk kebangkitan ekonomi kita. Kita harus menunjukkan bukti bahwa situasi sosial dan politik tetap stabil dan daya beli masyarakat terus meningkat. Supply dan demand juga harus dibangkitkan secara bersama-sama dan secara sinergis,” ujarnya.

Hal ini, tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Seluruh pihak harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang dihadapi tersebut.

“Kuncinya adalah kebersamaan, gotong royong sebagai bangsa besar. Saya berharap di Tahun Kerbau ini kita secara bersama-sama, bergotong-royong, bisa menggerakkan kekuatan besar kita, keberanian kita, dan kedisiplinan kita untuk melakukan lompatan-lompatan dan terobosan-terobosan baru dalam melakukan langkah-langkah berani yang baru agar kita bisa terlepas dari krisis kesehatan," kata Jokowi.

Gugah Kesadaran Bersama

Ketua Panitia Imlek Nasional, G. Sulistiyanto mengatakan, memperingati lewat cara yang baru, sembari menggugah kesadaran bersama akan pentingnya mawas diri, peduli serta rela berbagi dengan sesama melatarbelakangi peringatan Imlek Nasional 2021.

“Tahun ini, kebersamaan hadir dalam wujud yang berbeda, yakni melalui niat tulus kita memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19,” kata  Sulistiyanto mengawali acara bertemakan Untukmu Negeri, Kami Berbakti dan Peduli yang berlangsung virtual, dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu.

Peringatan secara virtual menurutnya adalah bentuk kepedulian, tak saja bagi diri sendiri, dan orang-orang terdekat, namun juga pada masyarakat luas.

“Apresiasi tertinggi kepada masyarakat Tionghoa yang dengan sepenuh hati menjalankan imbauan pemerintah dan ajakan panitia guna memperingati tahun baru dalam nuansa kesederhanaan, menghindari aktivitas publik maupun kerumunan.”

Sulistiyanto menyampaikan, teknologi adalah solusi guna menjadikan peringatan Tahun baru Imlek tetap bermakna, karena semua tadi bermula dari bakti, kepedulian dan kesederhanaan.

“Ketika pemimpin Tiongkok di musim semi lebih dari dua ribu tahun silam sebelum masehi, berziarah dan memanjatkan doa kepada leluhur agar kebutuhan pangan rakyatnya terpenuhi, sembari mengajak jajarannya semakin mengayomi rakyat.

Apa mereka lakukan, selanjutnya menjadi tradisi ungkapan rasa syukur masyarakat atas keberhasilan panen mereka,” ujarnya dalam peringatan yang turut dihadiri para anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pimpinan partai politik, kepala daerah dan tokoh masyarakat.

Dikatakannya, sistem penanggalan mereka menempatkan awal tahun baru pada saat dimulainya musim semi, sehingga Tahun Baru Imlek dikenal pula sebagai perayaan musim semi, yang kemudian berkembang menjadi peringatan keagamaan bagi para pemeluk agama Konghucu serta keyakinan lainnya.

“Di negeri kita, kegiatan ini bermetamorfosa, dirayakan oleh masyarakat luas, memperkaya khazanah budaya bangsa Indonesia.”

Ini membuat Tahun Baru Imlek memiliki dimensi tradisi, keagamaan dan dan budaya. Sebagaimana tampak pada penghormatan kepada para leluhur, pembagian angpau, atraksi barongsai, hidangan kuliner, hingga gaya busana dan penggunaan warna yang khas.

Menurutnya Imlek telah menjadi milik bersama, menyentuh masyarakat luas, menerobos sekat-sekat keyakinan dan agama.

Bentuk kepedulian terhadap sesama, tahun ini berwujud penyaluran bahan pangan, peralatan kesehatan seperti ventilator, alat pelindung diri, peralatan uji cepat, dan masker ke penjuru negeri, semenjak pandemi terjadi, sampai jelang Hari Raya Idul Fitri nanti.

Hingga bulan ini, di antaranya lewat inisiatif Pengusaha Peduli NKRI, bantuan tersebut telah menyentuh hingga 358 institusi dan 1.080 rumah sakit serta puskesmas yang tersebar di Jabodetabek dan 26 provinsi di Indonesia.

Pihaknya menargetkan, kemitraan lintas pihak bersama organisasi masyarakat dan keagamaan Tionghoa, ormas lintas bidang serta keimanan, didukung TNI dan Polri ini dapat menjangkau hingga 1 juta kepala keluarga, dengan masing-masing KK menerima 10kg beras. “Lewat donasi masker, kami berupaya menyalurkan hingga 20 juta masker bagi masyarakat.”

Peringatan hari ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, antara lain Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).

Kemudian Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) serta perusahaan yang bernaung di bawah Pengusaha Peduli NKRI, juga perancang busana Anne Avantie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas