Pakar Politik LIPI Nilai Wacana KLB Partai Demokrat Harus Jadi Bahan Introspeksi Internal
Siti Zuhro menegaskan, wacana yang diusulkan senior dan pendiri Partai Demokrat terkait Kongres Luar Biasa patut menjadi bahan introspeksi internal.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menegaskan, wacana yang diusulkan senior dan pendiri Partai Demokrat terkait Kongres Luar Biasa (KLB) patut menjadi bahan introspeksi internal.
Menurutnya, satu di antara masalah besar bagi partai politik (parpol) adalah suksesi.
Sebab kompetisi di internal parpol tidak dibuka secara transparan dan akuntabel.
"Merit system belum menjadi tradisi. Karena promosi kader masih menonjolkan pola kolutif dan nepotis. Celakanya lagi, ketua umum bukan sebagai manajer partai," kata Zuhro saat dihubungi wartawan, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: Max Sopacua Dorong Digelar KLB, Demokrat: Memangnya Punya Hak Suara dari Mana?
Zuhro mengatakan, konflik di internal partai merefleksikan adanya kekecewaan atau ketidakpuasan.
Karena itu, partai harus menegakkan peraturan dan keadilan, khususnya dalam proses suksesi.
"Para elite dan pengurus partai harus menegakkan political commitment dan law enforcement dalam membangun partai agar transparansi dan akuntabilas bisa dihadirkan," ucapnya.
Namun, Zuhro mengatakan, proses suksesi harus mengacu pada AD/ART partai agar tak ada peraturan yang dilanggar.
Baca juga: Pendiri PD: SBY Buat Demokrat Jadi Partai Keluarga
Menurutnya KLB digelar karena adanya kondisi yang luar biasa atau karena ada friksi yang besar di internal partai.
Ia pun menyebut jika perbaikan Partai Demokrat sangat diperlukan agar partai berlambang Mercy itu tidak mempraktikan model partai kekeluargaan.
"Ada ketidakpuasan beberapa kader atau mungkin mantan kader terhadap pola pengelolaan Demokrat sekarang ini tak berarti hrs dimaknai KLB. Perbaikan Demokrat sangat diperlukan agar partai ini tidak mempraktikkan model partai kekeluargaan," ujarnya.
Baca juga: AHY Pastikan Demokrat Akan Berdayakan Perempuan dan Anak Muda Indonesia dalam Politik
"Parpol harus terbuka untuk semua kader dan hak otonom kader harus dijamin bila partai ingin maju. Partai tak boleh identik dengan kepemilikan seseorang atau keluarga karena partai adalah pilar penting demokrasi dan aset negara," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Max Sopacua mengungkapkan, bahwa deklarator dan senior partai menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat.