Tanggapan Anggota DPR Ketika Keluarganya Dipermasalahkan Terima Vaksinasi Covid-19
Bukhori Yusuf nilai ada 3 alasan mengapa keluarga anggota DPR juga turut divaksin padahal bukan kategori pekerja publik.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mempermasalahkan keluarga anggota DPR yang turut serta mendapatkan jatah vaksinasi Covid-19 seperti anggota DPR, sebab bukan termasuk kategori pekerja publik.
Terkait hal itu, anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS Bukhori Yusuf mengatakan tidak memahami pula mengapa keluarga anggota DPR turut serta dalam vaksinasi.
"Tentu saya sebagai user tidak mengetahui persis alasan pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan mengapa keluarga masuk dalam prioritas saat ini," ujar Bukhori, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (27/2/2021).
Baca juga: Formappi Permasalahkan Keluarga Anggota DPR Ikut Vaksinasi, Tak Termasuk Kategori Pekerja Publik
Bukhori sendiri telah melaksanakan vaksinasi bersama keluarganya pada Jumat (26/2) kemarin di Gedung Kura-kura, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ketika disinggung lebih lanjut mengenai protes Formappi, Bukhori menilai ada tiga alasan mengapa keluarga anggota DPR juga turut divaksinasi.
Pertama, karena keluarga yang dimaksud hanyalah sebatas istri dan anak anggota dewan alias keluarga inti yang dianggap rentan jika tak disertakan karena berada dalam satu rumah.
"Jadi keluarga yang dimaksud hanya sebatas istri dan anak bukan yang lain, bahkan ibu atau bapak anggota tidak masuk. Ini menurut saya positif karena ketika anggota divaksin sementara keluarga inti anggota yang bersama 24 jam tidak disertakan, ini akan sangat rentan," jelasnya.
Baca juga: Formappi Sindir Vaksinasi Covid-19 Anggota DPR Tertutup, Sekelas Presiden Saja Disiarkan Langsung
Kedua, Bukhori melihat pemerintah pada akhirnya nanti pun menargetkan seluruh warga negara Indonesia untuk divaksin, terutama yang berada pada usia produktif.
"Dengan demikian cepat atau lambat kan keluarga anggota akan divaksin juga. Jadi tidak ada buruknya jika bersama-sama dengan anggota (divaksinnya). Toh dari sisi jumlah jika anggota itu totalnya 575, asumsikan satu keluarga ada empat orang, maka 575 dikalikan 4 hasilnya 2700, dan realitanya yang divaksin jumlahnya di bawah itu," kata Bukhori.
Sementara alasan terakhir, keikutsertaan keluarga anggota DPR dalam vaksinasi justru dapat semakin meyakinkan masyarakat bahwa vaksin ini aman digunakan masyarakat.
"Anggota dan istri merupakan person yang justru ikut meyakinkan masyarakat untuk ikut vaksin. Dengan demikian para anggota telah memberi contoh dan garansi bahwa kami menggunakan vaksin tersebut termasuk keluarga dengan vaksin yang dipakai masyarakat," tandasnya.