Tepat Setahun Pandemi, Wamenkes Umumkan Mutasi Virus Corona dari Inggris Masuk ke Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan(Wamenkes) Dante Saksono mengatakan, mutasi virus corona dari Inggris atau B117 sudah masuk ke Indonesia.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Gigih
Meski beberapa negara sudah mulai melakukan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi, namun tantangan adanya varian baru virus corona mulai terjadi.
Setidaknya hingga Maret 2021, ada sekitar 94 negara yang telah melaporkan adanya temuan varian baru virus corona di negaranya.
Termasuk di Indonesia yang baru mengumumkan adanya varian baru Covid-19 dari Inggris pada Selasa (2/3/2021).
Melansir dari Times of India, National Health Service (NHS) pun menyoroti gejala Covid-19 yang kerap dialami pasien saat terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Selain gejala umum Covid-19 seperti demam, batuk kering, dan hilangnya indra penciuman dan perasa, ada 7 gejala lain yang dikaitkan dengan varian baru corona.
Seperti kelelahan, kehilangan selera makan, sakit kepala, diare, kebingungan, nyeri otot hingga ruam kulit.
"Jika Anda mengalami gejala apa pun terkait Covid-19, jangan ambil risiko. Anda dan keluarga harus segera melakukan isolasi dan idealnya sesegera mungkin untuk melakukan tes," ujar peneliti dari King's College.
Peringatan WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak anggotanya di Eropa untuk meningkatkan upaya melawan varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang menyebar di Inggris.
Di luar Inggris, varian baru virus corona ditemukan pada 9 kasus di Denmark, serta masing-masing 1 kasus di Belanda dan Australia.
"Di seluruh Eropa, di mana penularannya intens dan meluas, negara-negara perlu menggandakan pendekatan pengendalian dan pencegahan mereka," ujar juru bicara WHO, pada 20 Desember 2020 lalu.
Anggota WHO di seluruh dunia diminta merunut virus SARS-CoV-2 dan berbagi data urutan internasional, khususnya bagi negara yang melaporkan adanya mutasi virus yang sama.
WHO mencatat, varian baru dari virus corona ini kemungkinan dapat menyebar lebih mudah di antara orang-orang dan memengaruhi tes diagnostik.
"Informasi awal bahwa varian tersebut dapat memengaruhi kinerja beberapa tes diagnostik," tulis WHO.
Baca juga: 1 Tahun Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Epidemiologi Soroti Testing Belum Maksimal
Baca juga: Satu Tahun Covid-19, Wagub DKI Ungkap Keberhasilan Tangani Pandemi