Tantowi Bidik Pasar Industri Berbasis Teknologi Tinggi Indonesia Masuk Selandia Baru dan Pasifik
selama ini Indonesia memang mengandalkan industri berbasis teknologi untuk mengisi pasar ekspor Selandia Baru.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Duta Besar Indonesia (Dubes) untuk Selandia Baru dan negara sekeliling Pasifik, Tantowi Yahya membidik pasar industri berbasis teknologi tinggi Indonesia agar bisa masuk Selandia Baru dan negara-negara Pasifik di sekelilingnya.
Misalnya saja produk trafo karya anak bangsa atau produk kapal.
Mulai dari kapal nelayan sederhana hingga kapal besar untuk mengangkut penumpang atau kapal perang yang diproduksi oleh perusahaan perkapalan Indonesia bisa menjadi produk yang diminati di Selandia Baru dan negara Pasifik.
“Produk-produk seperti ini cocok untuk masuk Selandia Baru dan negara Pasifik, karena mereka negara maritim, negara yang dikelilingi oleh laut,” kata Tantowi Yahya saat bincang khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, Selasa (9/3/2021).
Dubes RI itu mengatakan, selama ini Indonesia memang mengandalkan industri berbasis teknologi untuk mengisi pasar ekspor Selandia Baru.
Produk ini memang dari segi kuantitas tidak besar. Namun dari segi kualitas, ketika produk tersebut itu masuk Selandia Baru, maka akan dapat mencapai target perdagangan Indonesia ke Selandia Baru.
Saat ini pihaknya di KBRI Wellington juga tengah membidik produk-produk industri strategis, seperti kereta api, hingga pesawat ringan dari Indonesia untuk masuk Selandia Baru.
Baca juga: Dubes RI Buka Fakta Menarik Perdagangan di Selandia Baru, Ternyata Ditopang Ini
“Ini yang tidak disentuh oleh negara-negara ASEAN. Mereka tidak bermain pada sektor ini, kebanyakan mereka bermain pada sektor barang konsumsi,” kata Dubes RI Tantowi.
Dubes RI yakin dalam 5 tahun kedepan Indonesia dapat mengalami surplus perdagangan dengan Selandia Baru.
Karena KBRI Wellington telah melakukan koordinasi yang cukup lama dengan otoritas Selandia Baru.
Indonesia dan Selandia Baru sendiri mempunyai target perdagangan bilateral yang telah disepakati antara Presiden Jokowi dan PM Selandia Baru sebelumnya, John Key sebesar NZD 4 miliar atau setara Rp 40 triliun, yang harus dicapai sebelum tahun 2024.
“Alhamdulillah posisi kita sudah di NZD 2,6 miliar sampai NZD 2,8 miliar, jadi sudah melampaui setengahnya, dengan produk kecil,” ujarnya.
Jika industri berbasis teknologi tinggi dari Indonesia masuk ke Selandia Baru dalam beberapa tahun kedepan, Tantowi optimis tidak menutup kemungkinan target tersebut dapat dicapai.