Apakah Mutasi Virus Corona N439K Lebih Berbahaya dari B117? Ahli Epidemiologi Beri Penjelasan Begini
Pemerintah telah mengumumkan adanya varian mutasi Covid-19 yang baru dan mesti diwaspdai, yaitu N439K.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Belum lagi selesai soal virus corona hasil mutasi virus corona B117 yang muncul di Inggris, kini muncul lagi mutasi jenis baru.
Pemerintah telah mengumumkan adanya varian mutasi Covid-19 yang baru dan mesti diwaspdai, yaitu N439K.
Muncul dari varian B.1.258∆, mutasi N439K banyak ditemukan di sebagian negara Eropa. Ia juga mengandung mutasi N439K pada protein Spike.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan mutasi N439K pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020.
Baca juga: Ada Total 48 Kasus Mutasi Corona N439K di Indonesia
Baca juga: Mutasi N439K Banyak Terkandung Dalam Varian Yang Ditemukan Di Eropa
Dicky mengungkapkan jika varian ini bukan lebih berbahaya dari B117. Melainkan Mutasi N439K ini justru lebih mirip dengan novel coronavirus tipe liar dari Wuhan.
Persamaannya terletak pada bentuk penyebaran yang efektif dan dapat menimbulkan infeksi (penyakit).
"Jenis mutasi ini dapat mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai virus pintu gerbang untuk memasuki sel inang," ungkap Dicky saat diwawancarai, Kamis (11/3/2021).
Dicky mengungkapkan data sejauh ini menunjukkan bahwa akuisisi mutasi N439K meningkatkan pengikatan hACE2.
Hal ini dapat menimbulkan implikasi in vivo dalam konteks infeksi (reinfeksi) dan penularan.
Karenanya, dampak yang diakibatkan seperti virus lebih mudah menempelkan pada Inang. Serta bersifat mengikat dan lebih kuat.
Mutasi N439K ini dapat mengakali respon antibodi. Sehingga cukup menganggu proses terapi maupun vaksinasi.