Jejak Historis Aviasi di Pulau Biak Hingga Ketertarikan SpaceX Bikin Stasiun Antariksa di Sana
LAPAN menyebut SpaceX berminat membangun bandar antariksa untuk lepas landas dan mendaratkan pesawat luar angkasa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, BIAK - Heboh rencana pembangunan stasiun antariksa milik miliarder Elon Musk di Pulau Biak masih menjadi topik hangat dalam beberapa hari terakhir.
Pembangunan bandar antariksa ini merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan SpaceX di Kabupaten Biak Numfor, Papua Barat menuai polemik.
Warga lokal dan ketua adat tegas menolak jika pembangunan stasiun antariksa itu dibangun.
Alasan penolakan terhadap rencana itu adalah permasalahan ekosistem dan lingkungan yang dikhawatirkan akan rusak, terlebih laut di kawasan pulau biak memiliki terumbu karang yang eksotis.
Tak hanya itu, penduduk lokal juga takut bila stasiun antariksa SpaceX dibangun akan mengancam tempat tinggal mereka.
Meski baru sekadar rumor, rencana ini ditampik oleh LAPAN dan menyebut rencana membangun stasiun antariksa di Biak memang dalam tahap perencanaan matang.
LAPAN menyebut SpaceX berminat membangun bandar antariksa untuk lepas landas dan mendaratkan pesawat luar angkasa.
LAPAN juga menyampaikan pembangunan bandar antariksa SpaceX masih sebatas pembahasan tahap awal.
Pemerintah Indonesia sedang mempelajari proposal lokasi proyek SpaceX.
Baca juga: Mengenal SpaceX, Perusahaan Stasiun Antariksa yang Picu Kemarahan Warga Papua di Pulau Biak
Melihat sejarah pulau Biak, pulau ini memiliki jejak historia terutama dalam penerbangan saat perang dunia ke II. Saat itu komando pasukan sekutu dari Amerika Serikat, Douglas Macarthur menjadikan pulau ini sebagai target serangan pasukan udaranya terhadap pasukan Jepang.
Strategi perang Leap Frog atau Lompat Katak, digunakan Macarthur untuk memulai penyerangan sebagai balasan atas hancurnya Pearl Harbor oleh Jepang pada 7 Desember 1941.
Macarthur merencanakan penyerangan terhadap Jepang yang menjadikan Pulau Biak sebagai basis pertahanan militernya. Bahkan, pasukan sekutu secara eksplosif membom sebuah gua di Biak yang diketahui sebagai benteng pertahanan pasukan Jepang sehingga menewaskan hampir 6 ribu pasukan yang terkubur hidup-hidup.
Pesawat-pesawat tempur kala itu juga bertempur di langit Biak hingga perairannya. Alhasil, banyak peninggalan sejarah perang dunia II yang ditinggal di pulau yang berada di Provinsi Papua Barat itu.