Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Kelompok Hakekok di Pandeglang yang Lakukan Mandi Bersama Tanpa Busana

Terungkap alasan kelompok Hakekok di Pandeglang, Banten melakukan mandi bersama tanpa busana. 

Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Daryono
zoom-in Pengakuan Kelompok Hakekok di Pandeglang yang Lakukan Mandi Bersama Tanpa Busana
Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Polisi berjaga-jaga di sekitar rumah milik A (52), pimpinan dugaan aliran sesat Hakekok di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, diberi garis polisi pada Jumat (12/3/2021). Sebelumnya polisi mengamankan 16 orang anggota kelompok aliran Bakekok di desa tersebut usai laporan ritual mandi bareng antara laki-laki dan perempuan hingga anak-anak tanpa busana. (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan) 

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap alasan kelompok Hakekok di Pandeglang, Banten melakukan mandi bersama tanpa busana. 

Diketahui, sebanyak 16 warga Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, yang merupakan pengikut Hakekok, mandi bersama tanpa busana dalam rangka menyucikan diri.

Hal ini dilakukan karena mereka bosan menunggu kaya.

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, berdasarkan pengakuan pemimpin Hakekok, Arya, kelompoknya telah berkomitmen dengan Imam Mahdi dan dijanjikan akan kaya raya.

Namun, setelah menunggu bertahun-tahun, janji tersebut tak kunjung terjadi.

Karena itu, Arya dan pengikutnya mandi bersama dalam rangka menyucikan diri.

Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021)
Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani di Kejari Pandeglang, Jumat (12/3/2021) ((KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN))

Baca juga: Kemenyan Hingga Alat Kontrasepsi Diamankan Polisi Dari Rumah Pimpinan Aliran Hakekok di Pandeglang

Baca juga: Empat Fakta Menarik Aliran Nyeleneh Hakekok, Ajak Pengikutnya Mandi Tanpa Busana Buat Tebus Dosa

"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih, dan bubar," ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang, Hamdi Maani, Jumat (12/3/2021).

BERITA TERKAIT

Hamdi mengungkapkan kelompok Hakekok ini sebelumnya sudah pernah dibina oleh MUI Kecamatan Cigeulis dan tokoh masyarakat setempat.

Tetapi, baru-baru ini mereka muncul lagi tanpa sepengetahuan MUI Pandeglang.

Lebih lanjut, Hamdi mengungkapkan Arya sebagai pimpinan kelompok, mengaku bersalah dan ingin bertobat.

"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," tandas dia.

Mengutip Kompas.com, kejadian mandi bersama tersebut terjadi di penampungan air PT GAL yang berada di tengah perkebunan sawit di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3/2021).

Pandeglang (12/3)
Polres Pandeglang menggelar rilis dugaan ritual aliran sesat yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3/2021). (DOK. Polres Pandgelang)

Dalam insiden itu, ada anak-anak yang juga terlibat.

Rinciannya, dari 16 orang yang mandi bersama, terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan dtiga anak-anak.

Sebanyak 16 orang diamankan Polres Pandeglang karena diduga terlibat aliran sesat.

Wakapolres Pandeglang, Kompol Riky Crisma Wardana, menyebut, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, warga yang diamankan mengaku ritual itu baru sekali dilakukan.

Baca juga: Menilik Rumah Milik Pimpinan Aliran Hakekok di Pandeglang, Butuh Berjam-jam Untuk Menjangkaunya

Baca juga: Dugaan Aliran Sesat Hakekok, 16 Pria, Wanita, dan Anak-anak Mandi Bersama di Tengah Kebun Sawit

Kata Bupati

Bupati Pandeglang, Irna Narulita, mengaku prihatin atas munculnya kembali aliran Hakekok.

Terlebih, kelompok Hakekok ada di wilayah yang disebut Kota Santri.

"Prihatin kita semua, hal-hal tidak kita duga, harus kita rembukan sama-sama," ujar Irna, Jumat (12/3/2021), dikutip dari Kompas.com.

Ia pun mengatakan akan bekerja sama dengan MUI untuk membina 16 pengikut Hakekok.

Tentang Aliran Hakekok

Rumah milik A (52), pimpinan dugaan aliran sesat Hakekok di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, diberi garis polisi pada Jumat (12/3/2021). Sebelumnya polisi mengamankan 16 orang anggota kelompok aliran Bakekok di desa tersebut usai laporan ritual mandi bareng antara laki-laki dan perempuan hingga anak-anak tanpa busana.
Rumah milik A (52), pimpinan dugaan aliran sesat Hakekok di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, diberi garis polisi pada Jumat (12/3/2021). Sebelumnya polisi mengamankan 16 orang anggota kelompok aliran Bakekok di desa tersebut usai laporan ritual mandi bareng antara laki-laki dan perempuan hingga anak-anak tanpa busana. (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)

Mengutip Kompas.com, ajaran Hakekok dibawa oleh warga berinisial A.

Ia mengaku sebagai murid dari pemimpin Hakekok yang berasal dari Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

A menganut ajaran Hakekok dari E yang saat ini telah meninggal dunia.

"Untuk ajarannya, menganut ajaran Hakekok, dibawa oleh saudara E, almarhum."

Baca juga: Fakta-fakta 16 Pria dan Wanita Mandi Telanjang Bersama di Banten, Ini Penjelasan MUI dan Polisi

Baca juga: Jokowi Harap Bendungan Sindangheula Bisa Kendalikan Banjir di Wilayah Serang Banten

"Diteruskan saudara Aeng, dengan ajaran Balatasutak di Kecamatan Cibaliung dan Kabupaten Bogor," terang Wakapolres Pandeglang, Kompol Riky Crisma Wardana, Jumat (12/3/2021).

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Acep Nazmudin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas