Jerman, Perancis, dan Italia Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Jerman, Italia, Perancis dan Spanyol bergabung dengan negara Eropa lainnya melakukan penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman, Italia, Perancis dan Spanyol bergabung dengan negara Eropa lainnya yang sebelumnya telah melakukan penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca pada program vaksinasi virus corona (Covid-19).
Langkah ini dilakukan karena terjadinya masalah pembekuan darah pada sejumlah warga Eropa yang menerima vaksin tersebut.
Namun tindakan yang diambil negara-negara tersebut tentunya memberikan 'pukulan tambahan' pada program vaksinasi yang dinilai lamban di benua itu.
Baca juga: Kemenkes Ungkap Alasan Tunda Distribusi Vaksin AstraZeneca
Selain itu, langkah penghentian sementara terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca ini mengancam kredibilitas vaksin itu sendiri.
Dikutip dari laman The Wall Street Journal (WSJ), Selasa (16/3/2021), serangkaian peringatan penghentian sementara yang dimulai pada minggu lalu itu kemudian meningkat pada hari Senin kemarin.
Baca juga: Fakta Indonesia Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca: Tunggu Laporan WHO hingga Daftar Negara
Denmark menjadi negara pertama yang menghentikan penggunaan vaksin ini.
Sementara Irlandia, Norwegia, Belanda dan Islandia mengaku akan menunggu keputusan regulator obat-obatan di seluruh blok Eropa.
Kemenkes Ungkap Alasan Tunda Distribusi Vaksin AstraZeneca
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, langkah penundaan distribusi vaksin AstraZeneca dilakukan demi kehati-hatian pelaksanaan vaksinasi.
Ia mengatakan, penundaan distribusi bukan semata-mata terkait isu penggumpalan darah sebagai akibat dari penyuntikan Vaksin AstraZeneca.
"Kenapa Kementerian Kesehatan menunda dulu distribusi vaksin AstraZeneca karena kehati-hatian," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Pulihkan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19
Menurutnya, saat ini BPOM, ITAGI, dan para ahli sedang melihat apakah kriteria penerima vaksin Sinovac dapat diterapkan juga pada penerima vaksin AstraZeneca.
"Jadi kita menunggu proses ini sambil menunggu proses pengecekan secara fisik quality control apakah vial rusak, kemasan yang tidak baik sebelum fasyankes melakukan penyuntikan," ungkap Nadia.
Lebih jauh, Nadia menuturkan, pemerintah ingin memastikan vaksin yang diberikan ke masyarakat bermutu baik dan keamanan yang terjamin.
Baca juga: Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
"Jadi kita betul-betul menyakini artinya melihat di dalam vial AstraZeneca tidak ada perubahan warna bentuk, fisik untuk melihat proses quliaty control yang paralel dengan kriteria yang sesuai termasuk rentang waktu pemberian dosis pertama dan kedua," ungkapnya.
Menunggu Hasil Kajian Resmi WHO
Ia mengatakan, sejumlah negara yang melakukan penundaan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca juga menunggu informasi resmi baik dari BPOM Eropa
maupun WHO.
Merujuk pada pernyataan European Medicine Agency (EMA) yang disampaikan pada Kamis (11/3/2021) lalu, bahwa tidak ada hubungan antara terjadi penggumpulan darah dengan penyuntikan vaksin Astrazeneca
Saat ini sudah ada 17 juta yang mendapatkan vaksinasi Astara Zeneca dimana laporan penggumpulan darah dilaporkan sebanyak 40 kasus.
"Jadi sebenarnya kasusnya sangat kecil," ucap perempuan berhijab ini.