Pesawat Trigana Air Rusak, Proses Evakuasi Dilakukan dengan Pemotongan Body
Proses evakuasi pesawat kargo Trigana Air yang tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur masih berlangsung hingga hari ini.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses evakuasi pesawat kargo Trigana Air yang tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur masih berlangsung hingga hari ini, Minggu (21/3/2021).
Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama Nandang Sukarna mengatakan, guna mempercepat proses evakuasi, telah dilakukan pemotongan bagian body pesawat.
Pasalnya, kata dia seluruh roda dari pesawat Trigana Air sudah tidak berfungsi lagi, jadi bagian body yang sudah dipotong akan dibawa menggunakan kendaraan darat.
Baca juga: UPDATE Evakuasi Trigana Air, Pesawat Dipotong Jadi 3 Bagian dan Bandara Halim akan Kembali Dibuka
"Untuk mempercepat evakuasi, sehingga diadakan pemotongan bagian yang rusak sehingga bisa dipindahkan melalui kendaraan darat. Roda daratnya sudah tidak bisa dipakai," kata Nandang kepada wartawan, Minggu (21/3/2021).
Dengan begitu kata Nandang, pesawat Trigana Air yang tergelincir tersebut tidak akan bisa dipakai lagi ke depannya.
Pasalnya kata dia, pesawat itu sudah masuk dalam kategori barang rusak dan akan memakan banyak biaya untuk perbaikannya.
"Dari pihak Trigana sudah setuju (tidak menggunakan pesawat tersebut) karena (harga) dalam perbaikannya sama dengan harga pesawat itu sendiri," ungkap Nandang.
Baca juga: Trigana Air Tergelincir di Runway Bandara Halim, Kiriman Kargo J&T Express Terganggu?
Karena saat ini masih dalam tahap investigasi pesawat Trigana Air, oleh karena itu kata Nandang, untuk seluruh penerbangan sipil di Halim Perdanakusuma akan dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soeta).
Apabila para penumpang pesawat yang ingin melakukan penerbangan, namun sudah terlanjur tiba di Bandara Halim, nantinya pihak Bandara akan diarahkan untuk ke Bandara Soeta dengan kendaraan yang disiapkan.
"Baik menggunakan kendaraan pribadi ataupun disiapkan bis (untuk penumpang) yang stand by kalau mereka mau menunggu kolektif diantar ke sana," tukas Nandang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.