Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Umum PAN Soroti Demokrasi di Indonesia: Culas dan Hanya Berpikir Kemenangan

Zulkifli Hasan menyoroti kondisi demokrasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ketua Umum PAN Soroti Demokrasi di Indonesia: Culas dan Hanya Berpikir Kemenangan
tangkap layar/ tribunnnews.com
Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan menyoroti kondisi demokrasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menilai, pemilihan elektoral, mulai dari Pilkada hingga Pemilu serentak 2019 menunjukkan karakter demokrasi yang culas.

Hal itu disampaikannya dalam Pidato Kebangsaan yang disiarkan secara virtual, Rabu (24/3/2021).

"Pilkada 2017, 2018, pileg dan pilpres 2019 dan pilkada serentak 2020 yang lalu menunjukkan kepada kita karakter demokrasi yang culas, yang hanya berpikir kemenangan," kata Zulhas.

Baca juga: Zulhas: Belum Tentu Revisi Undang-Undang Pemilu Lebih Baik

Zulhas melihat politik elektoral berubah menjadi semata ajang untuk memperebutkan kekuasaan belaka, berebut lobi dan pengaruh.

Selain itu, terjadi polarisasi masyarakat secara hebat, bahkan muncul benih-benih permusuhan dan kebencian.

"Semangat nasionalisme jadi dipandang begitu sempit sekaligus berlebihan, tajam mengatakan aku Pancasila sambil mengatakan yang lain antiPancasila," pungkas Wakil Ketua MPR RI itu.

Berita Rekomendasi

Sorotan lain

Zulkifli Hasan  juga menyoroti  soal  pertarungan ekonomi dan politik global antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok mengancam kedaulatan bangsa Indonesia.

Dia menyebut, selain perang dagang dan eskalasi potensi konflik militer seperti yang terjadi di Laut China Selatan, juga kembali menguatnya sentimen, serta tarik menarik antara ideologi politik, yaitu liberal dengan komunis.

"Kini tentu dengan bentuk dan kompleksitas yang lebih rumit, dua ideologi besar dunia yang berhadapan saya kira tidak lagi mengandaikan benturan antara perdaban."

"Yang terjadi justru terombang ambingnya pendulum ideologi negara-negara di tengah tarung bebas antara dua raksasa global. Keduanya berebut pengaruh dengan berbagai strategi," kata Zulkifli.

Baca juga: Terdapat 103 Penembakan Massal di Amerika Serikat sepanjang Tahun 2021, Ini Daftar Lengkapnya

Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, menjabarkan strategi Tiongkok dan Amerika menarik Indonesia ke dalam konflik keduanya.

Tiongkok, kata Zulhas, memlih strategi ekonomi dan perdagangan, kerja sama dan investasi besar-besaran digelontorlan kepada negara-negara berkembang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas