Pusdik Kavaleri, Sekolahnya Kuda Perang dan Prajurit Baret Hitam
Komandan Pusdikkav Brigjen TNI Taufik Budi Santoso menjelaskan kuda militer memiliki kecakapan yang berbeda dengan kuda pada umumnya.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya prajurit Kavaleri, ternyata kuda-kuda perang atau kuda militer di satuan tersebut juga harus sekolah terlebih dahulu sebelum menguasai kemampuan bertempur.
Kuda-kuda milik satuan-satuan Kavaleri Angkatan Darat di seluruh Indonesia beserta para prajurit harus sekolah di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Pussenkav Kodiklat Angkatan Darat, Padalarang, Jawa Barat.
Komandan Pusdikkav Brigjen TNI Taufik Budi Santoso menjelaskan kuda militer memiliki kecakapan yang berbeda dengan kuda pada umumnya.
Kuda militer, kata Taufik, harus memilki kemampuan berenang, tidak takut dengan api, tidak takut dengan letusan, bisa tiarap bersama penunggangnya, dan harus paham bahwa daerah yang dihadapi bukan daerah yang aman-aman saja.
Baca juga: Ketika Istri KSAD Temui Mbah Ribet, Nenek yang Hidup Sebatang Kara dan Tak Bisa Berjalan
Kuda-kuda di Pusdikkav, kata Taufik, rata-rata merupakan kuda turunan Australia, Arab, dan Pakistan.
Saat ini, kata dia, ada sembilan ekor kuda yang dimiliki Pusdikkav.
Kebanyakan kuda-kuda militer saat ini berada di Detasemen Kavaleri Kuda.
Di sana, kata dia, jumlahnya ada 240 ekor kuda militer.
Untuk menguasai seluruh kemampuan tersebut, kuda-kuda militer harus menjalani pendidikan secara bertahap mulai dari remonte dasar hingga remonte lanjutan.
Baca juga: Panglima TNI Mutasi dan Promosi Jabatan 43 Pati TNI AD: Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari Jabat Wakasad
Jika kuda-kuda tersebut belum menguasai satu tahapan maka kuda-kuda tersebut harus mengulang pendidikannya.
"Mulai dari yang tahap satu sampai dengan tahap remonte lanjutan itu total sembilan bulan," kata Taufik di Pusdikkav Padalarang, Jawa Barat, Jumat (26/3/2021).
Bagi prajurit Kavaleri, kafa Taufik, kemampuan menunggang kuda wajib dimiliki mulai dari Tamtama, Bintara, hingga Perwira.
Taufik menjelaskan tradisi berkuda pada bidang militer masih dipertahanakan khususnya oleh satuan Kavaleri hingga saat ini karena sejarahnya Kavaleri terbentuk dimulai dari pasukan berkuda.
Meski saat ini kuda-kuda tersebut belum digunakan dalam operasi dan hanya digunakan dalam kegiatan yang sifatnya protokoler, Taufik yakin nantinya kuda-kuda militer yang telah disiapkannya akan dibutuhkan.
"Saya yakin ke depan pada beberapa momen kuda ini masih akan sangat dibutuhkan. Tidak semua medan di Indonesia ini bisa didatangi dengan tank atau kendaraan, tapi kuda juga akan sangat membantu. Sehingga apa yang kita punya ini tetap akan kira pertahankan dan semua jenis pendidikan itu harus melalui pelatihan berkuda, selain kita menjaga sejarah yang kita miliki itu," kata Taufik.