Tangis Doni Monardo Pecah Saat Orasi Ilmiah di Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa IPB
Doni Monardo mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa untuk rekam jejaknya di bidang lingkungan.
Editor: Choirul Arifin
Komitmen yang sama ia bawa dalam bertugas di korps baret merah dengan membuat kebun bibit trembesi di Cikeas akhir November 2008.
Lalu pada 17 Agustus 2009, bibit trembesi itu dibagikan di Istana Negara.
"Selanjutnya, tahun 2010 saya mengembangkan kebun bibit di Rancamaya. 100.000 bibit trembesi ditanam di wilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dan DKI Jakarta termasuk di sepanjang Kota Kudus, Jawa Tengah," kata Doni.
Doni juga pernah membagikan 100.000 bibit Sengon kepada warga yang terdampak erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dari situ, ia juga mendirikan Paguyuban Budiasi di Sentul.
"Budiasi kependekan dari Budidaya Trembesi, nama pemberian Bapak SBY, Presiden Republik Indonesia saat itu."
"Sampai hari ini Paguyuban Budiasi telah memproduksi lebih dari 20 juta pohon, terdiri dari 150 jenis pohon termasuk tanaman langka, yang dibagikan ke berbagai daerah termasuk Timor Leste," kata Doni.
Pengalaman lain yang diingat Doni adalah saat ia memperbaiki ekosistem sungai Citarum. Dalam perjalanan karier militernya, Doni sempat dilantik menjadi Pangdam III/Siliwangi pada 16 November 2017.
Saat itu, ia banyak mendapatkan laporan perihal kondisi Sungai Citarum yang kotor. "Saya menerima banyak laporan tentang Citarum sebagai sungai terkotor di dunia," kata Doni.
Doni kemudian mengupayakan 'membersihkan' Sungai Citarum. Ia bercerita, pertama kali memberikan pengarahan kepada staf di Makodam III/Siliwangi ia menyinggung soal nama besar 'Siliwangi' dalam berbagai penugasan baik di dalam maupun luar negeri.
"Sayang jika nama besar itu hilang karena kita saat ini tidak peduli atas persoalan yang ada di depan mata, yaitu Citarum sebagai sungai terkotor di dunia. Saya katakan bahwa pada seragam yang dikenakan prajurit Siliwangi ada simbol Harimau atau Maung."
"Jangan sampai karena kita tidak berbuat sesuatu, Maung Siliwangi berubah menjadi Meong Siliwangi," sambungnya.
Dari situ, kata dia, semangat prajurit terbakar untuk membantu rakyat di Jawa Barat melalui 'pembersihan' Sungai Citarum.
Niatan itu terealisasi dengan kerja sama antara Kodam III/Siliwangi dengan tim Kemenko Marvest dan Pemprov Jabar, serta Polda Jabar.