Selain Katedral Makassar, Bom Panci Juga Pernah Mengguncang Kota Bandung dan Terminal Kampung Melayu
Bom panci yang digunakan pelaku bom bunuh diri di Katedral Makassar bukan hal baru sebelumnya bom panci terjadi di Bandung dan Terminal Kampung Melayu
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyebut pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3/2021) menggunakan bom jenis bom panci.
"Ledakan yang terjadi menggunakan bom jenis bom panci," ujar Kapolri di lokasi kejadian.
Pucuk pimpinan Polri ini juga mengatakan kedua pelaku berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, merupakan Jaringan Ansharut Dulah (JAD).
Dimana, 20 pengikut dari JAD itu telah diamankan sebelumnya oleh Densus 88 di beberapa lokasi di Sulsel, pada Januari lalu.
"Terkait dengan identitas pelaku kita sudah dapatkan, yang bersangkutan berinsial L. Yang bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu kita telah amankan (JAD)," ujar Listyo.
"Jadi ini adalah bagian dari kelompok beberapa waktu lalu yang kita amankan, kurang lebih 20 orang dari kelompok JAD," sambungnya.
Kelompok JAD itu lanjut Listyo, pernah melakukan kegiatan aksi teror di Dolo Philipina.
"Kelompok ini tergabung atau terkait dengan kelompok yang pernah melaksanakan kegiatan operasi di Dolo Philipina Tahun 2018," terangnya.
Pihaknya, juga mengaku telah mengamankan empat orang di Wilayah Bima, terkait aksi teror itu.
"Kemudian hari ini juga, kita sudah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, tentunya berkaitan dengan kegiatan teror," ungkap Listyo.
Aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral itu, menewaskan dua orang terduga pelaku dan 19 warga yang merupakan jemaat dan petugas gereja.
Penemuan Bom Panci di Bintara Bekasi
Bom panci bukan sesuatu yang baru di Indonesia.
Pada Desember 2016, masyarakat dikejutkan penemuan bom di Bekasi Jawa Barat.
Uniknya alat peledak tersebut dikemas dalam sebuah panci presto.
Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menemukan sebuah bom panci di rumah kontrakan kamar 104 di Perum Bintara Jaya VIII, Bekasi.
Diketahui bom panci itu memiliki daya ledak di atas 4000 kilometer per detik.
Kabag Mitra Biro Penerangan Masyarakat Div Humas Polri, Kombes Awi Setiyono, mengatakan bom itu tergolong bom yang mempunyai daya ledak tinggi atau high explosion.
Sehingga atas assement Tim Puslabfor Mabes Polri untuk dilakukan disposal atau peledakan di tempat kejadian perkara (TKP)
"Dari informasi hasil olah TKP, dari Puslabfor Mabes Polri daya ledakan tinggi. Kalau ditanya daya ledak tinggi, low sama high itu di atas 4000 km perdetik kecepatan daya ledaknya," kata Awi Setiyono, Minggu (11/12/2016).
Sampai saat ini, aparat kepolisian masih mengidentifikasi bom dan melakukan olah TKP untuk mencari tahu bahan yang digunakan.
"Tim masih olah TKP dan fokus memang itu (bahan peledak),-red)" kata dia.
Berdasarkan pemeriksaan para terduga teroris, aparat kepolisian mengetahui para pelaku merakit sendiri bom tersebut.
Dia menjelaskan, mereka belajar secara otodidak dengan Bahrun Naim alias BN dengan berkomunikasi melalui telegram.
"Yang bersangkutan dikasih tahu cara bikin bomnya begini-begini, itu melalui telegram. Ini adalah sel baru," tambahnya.
Bom Panci Meledak di Rumah Kontrakan di Buahbatu Bandung
Sebuah ledakan terjadi di sebuah rumah kontrakan di Kampung Kubang Bereum RT 7 RW 11 Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, Sabtu (8/7/2017) sekitar pukul 15.30 WIB.
"Ledakan bom panci, pelaku telah ditangkap," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus melalui ponselnya, Sabtu (8/7/2017).
Yusri menjelaskan, pelaku yang ditangkap bernama Agus Wiguna (22), warga kampung Ciebeleuntuk RT 01 RW 05 Kelurahan Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Barang bukti ditemukan panci berisi paku dan rangkaian bom yang sudah meledak," ungkapnya.
Tersangka dilakukan pemeriksaan untuk dilakukan pengembangan Polrestabes Bandung.
Teror Bom Panci di Taman Pandawa Bandung
Bom panci meledak di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017) pagi
Densus 88 Mabes Polri masih mendalami motif Yayat Cahdiyat meledakkan bom panci di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kota Bandung.
Yayat belakangan diketahui pernah tergabung dalam jaringan teroris di Aceh beberapa waktu lalu.
Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan, mengatakan Yayat berbuat nekat guna menuntut Densus 88 membebaskan teroris yang telah ditangkap.
"Kenapa melakukan aksi di sini, kami belum tahu. Yang pasti ingin meneror warga, karena di Taman Pendawa banyak pelajar olahraga," kata Anton di lokasi pada Senin (27/2/2017).
Dikatakan Anton, bom yang meledak di Taman Pendawa merupakan jenis low explosive. Dampak bom tersebut dapat mematikan lantaran terdapat paku beton sepanjang 10 sentimeter.
"Ini bom rakitan," kata Anton seraya menyebut pelaku bom panci baru dipastikan berjumlah satu orang.
Bom Panci Meledak di Terminal Kampung Melayu
Pada 24 Mei 2017, ledakan bom panci terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto mengatakan, bom bunuh diri yang meledak di area Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam, rupanya berbentuk panci.
Panci diisi rangkaian bahan peledak serta ditambahkan paku dan gotri.
Pelaku lalu memasukkan panci tersebut ke dalam tas ransel yang dia bawa.
"Jadi, kemungkinan hasil olah TKP, dua pelaku membawa panci di dalam tasnya. Di bom panci itu ditemukan (serpihan) paku dan gotri," ujar Setyo Wasisto di lokasi kejadian.
Meski demikian, lanjut Setyo, polisi belum bisa menjelaskan apakah bom panci itu berjumlah dua buah.
Diketahui, ledakan di area terminal dalam kota itu berjumlah dua kali.
Polisi juga belum bisa menjelaskan apakah kedua bom panci itu dibawa oleh masing-masing pelaku.
Polisi baru hanya memastikan satu bom panci dibawa di dalam ransel pelaku.
Sementara satu bom lainnya belum bisa diungkap.
Peristiwa itu sendiri menelan 15 korban.
Terdiri dari 10 orang luka dan lima lainnya meninggal dunia.
Korban meninggal dunia terdiri dari tiga personel Polri dan dua pria yang diduga sebagai pelaku.
Pelaku peledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam lalu, merupakan kelompok lama.
Mereka merupakan bagian dari kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD).
"Ini kelompok pelaku lama juga, kelompok JAD sel Bandung Raya," kata Tito Karnavian saat meninjau lokasi ledakan, Jumat (26/5/2017) petang.
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut mengatakan, sebagian dari anggota JAD sudah ada yang ditangkap.
Beberapa rencana aksi mereka juga berhasil digagalkan Densus 88.
Satu di antaranya, rencana pengeboman di pos polisi simpang lima Senen, Jakarta Pusat, berhasil digagalkan.
"Sebetulnya mereka sudah merencanakan aksi teror kepada anggota kepolisian di pos polisi Senen, Jakarta Pusat. Berhasil digagalkan tim Densus (88), sebagian dilumpuhkan di Waduk Jatiluhur (Jawa Barat)," ungkap Tito Karnavian.
Kelompok pelaku peledakan Kampung Melayu, menurut Tito Karnavian, juga merupakan kelompok yang sama dengan yang merencanakan pengeboman di Bandung, Jawa Barat, pada Februari lalu.
Rencana tersebut gagal, karena bom meledak terlebih dahulu di Taman Pandawa, Bandung.
"Sehingga akhirnya melarikan diri masuk ke kantor lurah (Cicendo) dan dilakukan pengepungan oleh jajaran Polda Jabar, kemudian berhasil dilumpuhkan," ujar Tito Karnavian.
Lalu apa itu Bom Panci?
Bom panci atau pressure cooker bomb adalah bom yang menggunakan panci presto sebagai wadah alat ledaknya.
Di dalam panci presto tersebut dimasukan beragam jenis bahan peledak dan partikel lain seperti paku, bongkahan besi, kaca, dan sebagainya.
Pada gagang panci bisa ditempelkan ponsel sebagai detonator pemicunya sehingga bom jenis ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh.
Bagaimana cara kerjanya?
1. Semua bahan peledak seperti jenis TNT dan partikel lainnya seperti paku dan pecahan kaca dipanaskan di dalam panci presto.
2. Penyumbat ledakan ditempelkan di atas tutup panci yang tersambung dengan detonator pemicu berupa ponsel atau jam digital.
3. Panas yang terkunci di dalam panci presto bisa mencapai 121 derajat celsius. Panas tersebut memicu api ledakan dalam waktu singkat, sekitar satu menit.
4. Ledakan besar terjadi dengan dampak sekitar 1-11 meter. Partikel-partikel lain di dalam panci berterbangan dengan kecepatan mencapai 1 kilometer per detik.
Bom panci cukup mematikan. Daya ledak yang cukup besar dan partikel-partikel lain di dalamnya bisa mencapai jarak jauh dan melukai banyak orang.
Bom Berbahaya
Peneliti dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pernah meneliti senyawa ledak TATP (triacetone triperoxide) atau kerap pula disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP).
Ini adalah bahan baku utama pembuatan bom yang pernah digunakan oleh pelaku bom bunuh diri di kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Jawa Barat, 2016 lalu.
Para peneliti ini menilai TATP adalah bahan peledak primer, yang artinya tidak butuh bahan campuran peledak lain.
Untuk meledak, bahan ini cukup dipicu gesekan, nyala api, atau aliran listrik. TATP menjadi salah satu golongan bahan peledak berjenis keton peroksida.
Senyawa ini memiliki keaktifan oksigen tinggi dan paling murah di antara semua bahan peledak. Kelebihan lain TATP adalah tidak mudah terdeteksi oleh radar. (tribun network/thf/TribunTimur.com/Kompas.com/Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.