HUT ke-99 PFI, 40 Filatelis Indonesia Sepakat Bangkitkan Kembali Dunia Filateli
Sebanyak 40 filatelis Indonesia termasuk satu orang dari Jepang sepakat untuk membangkitkan kembali perfilatelian di Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak 40 filatelis Indonesia termasuk satu orang dari Jepang sepakat untuk membangkitkan kembali perfilatelian di Indonesia di Hari Ulang Tahun ke-99, Senin (29/3/2021) Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).
"Untuk mengaktifkan perfilatelian di daerah, kami selaku ka UPT memperbolehkan para filatelis menggunakan vestibul untuk melakukan pertemuan/rapat/lelang atau aktivitas lain mungkin waktunya di atur 2 kali sebulan Minggu 1 dan 3 atau Minggu ke 2 dan 4 setiap bulan, hari Minggu loket kami buka," papar Akhmad Taufik, seorang pejabat Kantor Pos Balikpapan dalam acara Zoom Filatelis memperingati HUT ke-99 PFI, Senin malam.
Usulan pejabat pos yang simpatik itu mendapat sambutan baik dari para filatelis (pengumpul prangko) Indonesia.
Zulfadli pimpinan PFI Makassar Sulsel juga menyambutnya dengan sangat hangat.
"InsyaAllah kalau semua kalangan kompak bersama bersinergi untuk kemajuan Filateli, pemerintah, PFI, Pos Indonesia, lembaga masyarakat dan Filatelis Indonesia, maka InsyaAllah filateli nasional kembali bangkit dan jaya kembali," papar Zulfadli.
"PT Pos Indonesia beserta jajarannya, pemerintah pusat dan daerah, pemerintah pusat khususnya Mendikbud, Menkominfo, dan Kementerian pariwisata, pemerintah provinsi dan pemerintah kota/kabupaten, apalagi kalau didukung oleh DPR pusat dan daerah, maka InsyaAllah mau tidak mau menjadi motivasi dan semangat yang luar biasa bagi filatelis Indonesia serta memberikan ruang luas untuk PFI Indonesia bisa berkembang pesat," ujarnya.
Keinginan kuat semua filatelis Indonesia itu juga hadir di tengah masih banyaknya hal-hal yang perlu dipertanyakan di tengah hadirnya banyaknya perusahaan jasa kurir swasta di Indonesia yang cepat waktu pengantarannya.
Demikian pula penggunaan prangko yang semakin jarang digunakan di kantor pos mendapat protes dari para filatelis.
"Tiga minggu lalu saya mencoba postcrossing lagi. Petugas loket kantor pos bilang tidak menjual prangko. petugas tersebut ternyata baru, mungkin tidak ditraining dengan baik bahwa pos juga menjual prangko. Terpaksa saya menghubungi petugas lama untuk mendapatkan prangko bisa komunikasi dengan baik akhirnya," papar Aan D Putra.
Aan berharap kantor pos menyamakan status pengiriman pakai prangko atau register, sama perlakuan dalam pengiriman.
"Sudah senang banget karena sampai tujuan walau durasi lamanya berbeda," kata dia.
Komentar Aan didukung oleh Vita Priyambada, "Tolong Pos hidupkan lagi R (Register) dalam dan luar negeri pakai prangko, dong."
Agussalim Macan filatelis lain pun mengomentari, "Kebetulan ada orang pos di sini, pemahaman filateli bagi pegawai pos khususnya yang di loket perlu ditingkatkan. Juga pengetahuan dasar tarif berkirim surat dan kartu pos perlu sosialisasi. karena masih ada petugas loket yang tidak paham besaran tarif pos surat maupun kartu pos."
Lebih menarik lagi pengalaman Aan.
Baca juga: Hari Ini PFI HUT Ke-99, Perkumpulan Filatelis Didirikan Saat Indonesia Masih Menjadi Jajahan Belanda
Baca juga: Dapat Penghargaan dari PT Pos, Al Izhar Perkenalkan Mind Mapping Filateli Bagi Pelajar Indonesia
"Setelah kejadian pengiriman kartu pos itu saya mengirim kartu pos yang kemudian dicek tarifnya oleh petugas pos sampai saya menunggu selama 20 menitan melalui komputer," ungkapnya.
Kelemahan semua pihak oleh salah seorang senior filatelis Indonesia, Richard S, mengungkapkan karena tidak ratanya pendidikan atau level sumber daya manusia di Indonesia, baik di kalangan petugas pos maupun di kalangan filatelis.
"Di kalangan petugas pos bisa kita lihat mencari tahu tarif pos saja butuh 20 menit. Sementara di Jepang tidak sampai 30 detik juga langsung tahu para petugas pos Jepang berapa tarif kiriman surat tersebut," kata dia.
Di kalangan filatelis sangat diharapkan Richard agar para filatelis membaca buku filateli Mengenal Filateli di Indonesia, sebagai pegangan ilmu dasar perfilatelian di Indonesia. Bisa diperoleh gratis di www.bukufilateli.com
"Kalau sudah mengenal filateli, dengan mudah kolektor prangko akan dapat menjual koleksinya dengan baik. Tapi mahluk apa prangko itu tidak dikenal baik, bagaimana bisa menjual prangko dengan baik? Akibatnya muncul komplain selalu, kok susah amat sih menjual prangko saya?"
Seorang pejabat PT Pos lainnya, Lili Selano, humas pos merasa berterima kasih atas penyelenggaraan zoom filateli tersebut sehingga membuka perhatiannya juga akan banyaknya kekurangan yang terjadi di tengah masyarakat.
"Saran-saran semuanya akan saya sampaikan ke Direksi Pos, semoga saja akan muncul perbaikan yang lebih baik lagi pelayanan Pos di tengah masyarakat di masa mendatang," ungkapnya.
Sebelum zoom diakhiri dengan foto bersama, seorang filatelis Padang Nasirman Chan - PFI Sumbar juga mengomentari.
"Bagaimana Pos harus kreatif menghadapi kondisi hari ini dan kembali serius mengurus Filateli, jangan hanya lips service saja ya, perlu bukti nyata," kata dia.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com