Ini Nama-nama Korban Luka Berat Kebakaran Kilang Pertamina Balongan
Kebakaran kilang minyak Pertamina Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menyebabkan ratusan warga mengungsi.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, BALONGAN - Kebakaran kilang minyak Pertamina Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menyebabkan ratusan warga mengungsi.
Selain itu 20 orang terluka dengan lima di antaranya luka berat. Bahkan ada informasi menyebutkan tiga orang belum ditemukan.
Berikut identitas korban:
luka berat:
1. Koshim b Durakman, 18 tahun, pelajar. Alamat Desa Junti Kebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Dirawat di RSUD
2. Abdul alias Adil, 18 tahun, pelajar. Alamat Desa Junti Kedokan, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Dirujuk ke RSUD Indramayu.
3. Ibnu Ajis, 18 tahun, pelajar. Desa Juntiweden, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Dirujuk ke RSUD Indramayu.
4. Ahmad Asrori, 18 tahun, pelajar. Alamat Desa Juntiweden, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Dirujuk ke RSUD Indramayu.
5. Khoirul Ikhwan, 16 tahun, pelajar. Alamat Desa Juntinyuat, Indramayu. Dirujuk RSUD Indramayu.
Tiga orang belum ditemukan, diduga terpental ke sawah saat melintasi Jalan Balongan, setelah 7 orang tersebut pulang dari pondok pesantren.
Tiga unit Product Tank premium 42 T 301 A/B/C Terbakar. Semoga tidak menjalar ke Tanki yang lain.
Sementara untuk pengungsi, tercatata 220 orang di GOR PB dan 300 orang di Pendopo Kabupaten Indramayu.
Kesaksian warga
Seorang warga bernama Teja Sutedja menceritakan saat kilang minyak Balongan terbakar.
Ia mendengar suara ledakan besar yang langsung membuat pintu rumahnya terbuka.
Bahkan, beberapa kaca bagian depan rumahnya juga pecah saat ledakan terjadi.
Dramatis , kisah Teja Sutedja (48) pria lumpuh warga Majakerta, Balongan, Indramayu harus bersusah payah menyelamatkan diri dan anaknya saat ledakan Kilang Minyak Pertamina Balongan terjadi .
Teja Sutedja dan Jalindo anak bungsunya serta mainan robot milik Jalindo pun akhirnya berhasil selamat menghindari kejadian yang mengerikan itu.
Menurut Teja Sutedja, beberapa saat sebelum ledakan terjadi, ia mulai merasa tidak enak hati, lantas ia bangun dari tidurnya.
"Waktu itu emang mulai gak enak, hujan juga jadi saya bangun liat anak-anak," kata Teja Sutedja ketika diwawancara Tribun Jabar di Posko pengungsian GOR Perumahan Bumi Patra, Indramayu, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Kobaran Api Kilang Balongan Tetap Menyala, Begini Penampakannya
Baca juga: Kilang Minyak di Balongan Terbakar, Perlukah Impor BBM, Pengamat: Kalau Bisa Lebih Murah Harganya
Teja yang memang keadaan kaki kanannya sudah lumpuh semenjak setahun terakhir harus merangkak mencari tongkat untuk berjalan.
"Kaki saya sudah setahun sakit, jadi memang harus pake tongkat. Saya cari tongkat sambil merangkak," katanya.
Ketika hujan deras berlangsung disertai gelegar petir yang tak henti di malam ledakan kilang minyak Pertamina , Teja mulai berniat melihat kondisi anak-anaknya yang sedang tidur.
"Pas saya lihat anak saya, tiba-tiba ada suara ledakan besar sekali, pintu rumah langsung terbuka, saya lihat keluar rumah langit itu kayak kelihatan ambles, beberapa kaca bagian depan juga pecah. Wah negri, " katanya.
Selang berapa saat ledakan kedua dan ketiga terjadi, Teja pun ketakutan lalu beriupaya membopong anak bungsunya yang saat itu belum bangun dari tidur.
"Saya angkut saja anak ini, sambil jalan pakai tongkat. Saya juga bawa mainan robotnya, karena dia nangis nanti kalau gak ada mainan," papar Teja.
Teja mengatakan ketika ia mulai keluar rumah setelah ledakan hendak menyelamatkan diri, dia bingung harus mengungsi dimana.
"Saya akhirnya balik lagi ke rumah, soalnya bingung mau tidur dimana, kasian juga anak-anak lagi tidur harus bangun," katanya.
Raut wajah polos Jalindo, putra bungsu Teja yang saat di pengungsian tengah bermain bersama mainan robotnya seolah tak menunjukan rasa takut dan sedih sama sekali.
"Jarak dari rumah ke pos satu itu hanya 50 meter, kalau ke pusat ledakan jaraknya kemungkinan 500 meter, jadi anak ini memang tahu sehari-hari suasana kilang, kalau bau tiap hari ada bau jadi terbiasa," kata Teja.
Sikap Jalindo putranya yang baru berusia 5 tahun itu, Teja juga merasa sedikit terobati atas kepanikan yang mereka alami.
Jalindo seolah menjadi semangat untuk Keluarga Teja agar tidak mengeluh di pengungsian, mengenai beberapa nagian rumah yang rusak, Teja mengharapkan pihak Pertamina akan mengganti dan memperbaiki rumahnya.
"Saya harap semuanya bisa segera diatasi Pertamina juga harus bisa menganti beberapa bagian rumah kami yang rusak," ujarnya.
Meski Hujan Deras Semalaman, Api Tak Juga Padam di Kilang Minyak Pertamina Balongan yang Terbakar
Hujan deras sejak semalaman tidak membuat api yang membakar Kilang Minyak PT Pertamina RU VI Balongan Indramayu padam.
Pantauan di lokasi, pada Selasa (30/3/2021) pagi, api masih besar namun intensitasnya sudah mengecil dibanding hari kemarin.
Baca juga: Situasi Terkini di Kilang Balongan, Api Masih Berkobar Disertai Hawa Panas Disekitaran Lokasi
Kepulan asap hitam akibat kebakaran ini pun masih membubung tinggi di langit Kabupaten Indramayu.
Padahal hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu sejak pukul 01.00 WIB dini hari.
"Api belum padam," ujar Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, Selasa (30/3/2021).
Sampai sekitar pukul 08.00 WIB, hujan masih turun di wilayah Kabupaten Indramayu.
Seperti diberitakan sebelumnya, api tersebut pertama kali muncul pada Senin (29/3/2021) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Api itu muncul seiring dengan meledaknya tangki T-301G di areal Kilang Balongan.
Ikuti perkembangan informasi kebakaran kilang minyak Pertamina di Balongan