Cerita Ketua KNKT Temukan CVR Sriwijaya, 40 Tangan Penyelam Terluka Hingga Kapal Penyedot Lumpur
pencarian CVR menggunakan kapal penyedot lumpur baru pertama kali dilakukan di Indonesia, karena sebelumnya dicari dengan teknik menyelam.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
CVR ditemuka pada Selasa (30/1/2021) malam pukul 20.05 WIB.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono menerangkan tim pencari menggunakan kapal penghisap lumpur untuk mencari CVR.
Hal ini karena CVR tertutup oleh lumpur setinggi satu meter.
Dengan kondisi tersebut, pencarian dengan manual indra manusia sangat sulit dilakukan.
Baca juga: CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan, KNKT: Butuh 3 Hari sampai Seminggu untuk Membaca Data
Dijelaskan pula, pencarian dapat dilakukan pada area 90x90 meter dengan cara kerja alat pada kapal seperti vakum cleanner.
"Dengan menggunakan alat itu kita dapat mencari di area 90x90 meter yang kerjanya seperti vakum cleanner," terang Soerjanto dikutip dari live KompasTV.
Soerjanto juga menambahkan, Selasa (30/3/2021) merupakan hari terakhir pencarian dengan menggunakan kapal ini.
Ketua KNKT juga menyampaikan, penemuain ini menujukan upaya keseriusan dari hasil kerja sama untuk membuktikan Indonesia mampu menangani suatu bencana.
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang ikut membantu pencarian CVR ini.
Menhub juga menyerahkan CVR kepada Ketua KNKT untuk meneliti lebih dalam pencocokan data antara CVR dengan Flight Data Recorder (FRD) yang sebelumnya telah ditemukan.
Baca juga: Menhub Umumkan Penemuan CVR Pesawat Sriwijaya SJ-182 di Dermaga JICT
Hasil analisis penelitian ini akan digunakan untuk mengevaluasi kejadian agar kejadian tidak terulang kembali.
Kedepannya, hasil dari analisis ini dapat digunakan untuk meningkatkan keselamatan transportasi penerbangan.
"Saya serahkan ini (CVR) untuk diteliti lebih lanjut adanya CVR bisa melengkapi data sebelumnya yaitu FDR untuk mencari keterangan data-data lain."
"Hasil data ini digunakan untuk meningkatkan keselamatan di (transportasi) penerbangan," terang Budi Karya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.