CVR Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan Sebelum 16 Jam Operasi Pencarian Dihentikan
Kapal penghisap lumpur berjenis TSHD King Arthur 8, memiliki jasa besar dalam penemuan Cockpit Voice Recorder Sriwijaya Air
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal penghisap lumpur berjenis TSHD King Arthur 8, memiliki jasa besar dalam penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Kapal tersebut biasanya digunakan untuk kegiatan reklamasi, tetapi kini berhasil menyedot CVR yang berada di dalam lumpur sedalam satu meter dari dasar laut.
Baca juga: Cerita Menhub Budi Kronologi dan Lokasi Ditemukannya Black Box CVR Sriwijaya Air SJ 182
CEO PT Acorr Energi Asia Alex Corry yang merupakan pemilik Kapal King Arthur 8 menjelaskan, dua minggu sebelum operasi pencarian CVR dihentikan, KNKT menyampaikan ke pihak Sriwijaya membutuhkan kapal penghisap lumpur atau kapal keruk.
"Kapal penghisap lumpur ini mulai bekerja pada Rabu pekan lalu pukul 14.00 WIB. Kami sisir di koordinat 90x90 meter dan kami hisap pasirnya," papar Alex di Dermaga JICT, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Setelah dilakukan penyedotan lumpur berhari-hari, kata Alex, Kapal King Arthur 8 berhasil menemukan CVR di kedalaman 1 meter dari dasar laut pada pukul 20.00 WIB, Selasa (30/2/2021).
"Area itu sudah dilewati, namun kan bendanya di bawah lumpur dan pasir laut. Jadi kalau penyelam tidak kelihatan, mencarinya pasir disedot dulu satu sampai dua meter," paparnya.
"Akhirnya CVR itu dihisap oleh kapal kami, masuk ke saringan kapal. Harusnya operasinya diberhentikan pukul 12.00 hari Rabu ini. Jadi Allah yang Maha Kuasa memberikan bantuan kepada kita semua," sambung Alex.
Cerita Ketua KNKT Temukan CVR Sriwijaya, 40 Tangan Penyelam Terluka Hingga Kapal Penyedot Lumpur
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transortasi (KNKT) Soejanto Tjahjono menceritakan penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Soerjanto mengatakan, awalnya pencarian CVR dilakukan secara manual, dengan menerjunkan sekitar 40 penyelam dari berbagai instansi pada area 90x90 meter.
Baca juga: Menhub: Pencarian dan Penemuan CVR Sriwijaya Air SJ-182 Tidak Mudah
Namun, kata Soerjanto, setelah dilakukan penyisiran pada area tersebut secara bergantian selama berhari-hari, tetap tidak ditemukan juga CVR SJ-182.
"Sekali menyelam itu hanya bisa 20 menit, dan tangan penyelam banyak yang luka-luka karena banyaknya serpihan, jadi kemampuan penyelam menjadi terbatas," ujar Soerjanto di Dermaga JITC, Jakarta, Rabu (31/2/2021).
Baca juga: Saat Menhub Budi Mengucap Syukur Setelah CVR Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan
Setelah melihat kondisi penyelaman yang luka-luka, Soerjanto akhirnya memutuskan pencarian CVR menggunakan kapal penyedot lumpur TSHD King Arthur 8, beberapa hari sebelum pencarian dihentikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.