Ignasius Jonan Bersyukur Bisa Kembali Jalani Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta
Ignasius Jonan merasa bersyukur dapat menjalankan kembali ibadah Jumat Agung dalam rangkaian Tri Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan merasa bersyukur dapat menjalankan kembali ibadah Jumat Agung dalam rangkaian Tri Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta, Jumat (2/4/2021).
Jonan juga menyatakan, selama menjalani ibadah dia merasa aman dan tidak mengalami gangguan apapun.
Hal itu dikatakan mantan Dirut PT KAI karena dia menilai, sikap toleransi yang terjalin antar umat beragama di Indonesia sudah semakin membaik.
Baca juga: Gelar Ibadah Tatap Muka Saat Pandemi Covid-19, Ini Perubahan Prosesi di Gereja Katedral Jakarta
"Terima kasih ke semua pihak yang ada, toleransi antar umat beragama lah supaya bisa saling menjalankan ibadah masing-masing dengan baik," katanya kepada wartawan usai menjalani Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta, Jumat (2/4/2021).
Lebih lanjut, dirinya juga mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga keamanan saat perayaan Paskah 2021.
Diketahui, pada akhir pekan ini umat Kristiani tengah melakukan perayaan ibadat Tri Suci Paskah.
Baca juga: Perketat Kemanan, Gereja Katedral Jakarta Terapkan Sistem Satu Pintu Untuk Akses Keluar Masuk Jemaat
Rangkaian Tri Suci itu sendiri yakni Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Raya Paskah.
Kepada jemaat yang lain, dirinya meminta untuk senantiasa menaati segala peraturan dan imbauan yang telah diberikan pengurus internal Gereja.
Satu diantaranya kata dia dengan menerapkan protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 masih melanda Ibu Kota.
"Ya mudah-mudahan rekan-rekan yang lain tanpa mengabaikan protokol kesehatan bisa menjalankan dengan baik. Itu saja," katanya.
Ibadah Tatap Muka
Humas Keuskupan Agung Gereja Katedral Jakarta Susyana Suwadie mengatakan, pelaksanaan ibadah Jumat Agung tahun ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti menerapkan pengurangan waktu ibadah.
Hal tersebut dilakukan pihaknya mengingat angka kasus positif Covid-19 khusunya di Jakarta belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca juga: Hidangan Spesial Hari Paskah Enak dan Mudah Dibuat, Simak Resep dan Cara Membuatnya
"Prosesi ibadah dipersingkat dari 90 menit menjadi 60 menit meski tidak mengurangi makna Jumat Agung itu sendiri," katanya kepada wartawan di Gereja Katedral Jakarta, Jumat (2/4/2021).
Lebih lanjut kata dia, untuk pelaksanaan ibadat Tri Suci Paskah tahun ini dilakukan dengan dua cara, yakni secara tatap muka dan virtual.
Kata Susyana dalam segi pembagian waktunya dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama pada pukul 15.00 WIB dan kedua pada pukul 18.00 WIB.
Baca juga: Tim Penjinak Bom Bersiaga Amankan Ibadah Paskah di Gereja Katedral Jakarta
"Pada hari ini akan dilaksanakan dua kali misa tatap muka disertai daring yaitu di pukul 15.00 dan pukul 18.00 dan pukul 15.00 akan dipimpin oleh bapak uskup sendiri," katanya.
Tidak hanya itu, jumlah kehadiran umat di gereja katedral juga dibatasi menjadi hanya 20 persen kapasitas, yang berarti hanya akan ada 309 jemaat setiap sesinya.
Namun tidak semuanya bisa memasuki area dalam ibadah Gereja.
Alasannya, pihak gereja telah membagi dua tempat, yakni dalam gereja Katedral sendiri serta di Plaza Maria yang berada di sisi samping gereja.
Lanjut Susyana, pada masa Covid-19 ini, prosesi ibadah di Katedral juga dilakukan penyesuaian dalam rangkaian prosesi ibadah.
Baca juga: 20 Ucapan Hari Paskah 2021, Lengkap dengan Pengertian Singkat tentang Jumat Agung dan Sejarahnya
Di mana terdapat satu prosesi yang dirubah yakni pada penghormatan salib.
Kata Susyana sebelum adanya pandemi, setiap jemaat diperbolehkan mencium salib satu persatu.
Namun untuk tahun ini hal tersebut sementara waktu tidak diberlakukan.
"Sebelum pandemi cium salib satu-persatu ke depan, di pandemi penciuman di masing-masing tempat (jemaat duduk) dan salib diangkat dari petugas di atas," katanya.
Selain itu, ada juga prosesi yang dirubah pada masa pandemi ini, yakni tiup lilin di malam Sabtu Vigili.
Kata Susyana prosesi tersebut diganti dengan hanya mengipaskan tangan ke lilin api yang menyala hingga padam.
"Tidak dengan ditiup, karena lilin kecil jadi mudah dimatikan (dengan mengipas tangan)," katanya.
Sebagai informasi, Jumat Agung sendiri merupakan ibadah yang dilakukan umat Kristiani untuk memperingati sengsara dan wafatnya Yesus Kristus demi menebus dosa manusia.