POPULER Nasional : Kelompok Tak Percaya Bom Bunuh Diri Makassar | Pejabat Lakukan Keperluan Ilegal
Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir, mulai kelompok sebut bom bunuh diri Makassar rekayasa hingga pejabat lakukan keperluan ilegal
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir.
Mulai dari berita ada kelompok sebut bom bunuh diri di Makassar adalah rekayasa.
Mahfud MD beberkan pejabat gunakan uang tunai untuk keperluan ilegal.
Istri terduga teroris dapat bantuan uang dari Presiden Jokowi.
Hingga terduga teroris rencanakan siram air keras ke polisi.
1. Kelompok Sebut Bom Rekayasa
Baca juga: Senin Dini Hari Hingga Pagi BMKG Catat 3 Gempa di Maluku Barat Daya dan Maluku Tengah
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan ada sekelompok orang yang menganggap insiden kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan terduga teroris di Mabes Polri adalah rekayasa.
Awalnya, Rusdi menjelaskan bahwa upaya Polri dalam penanggulangan teroris tidaklah mudah.
Pasalnya, banyak opini sesat yang berkembang terkait berbagai isu mengenai terorisme tersebut.
"Ada beberapa hal yang tentunya perlu kita cermati dalam penanggulangan terorisme ini. Yang pertama adalah gerakan radikal yang ada sebagian masih tidak percaya.
Atau sebagian sengaja tidak percaya. Ini masih terjadi di masyarakat," kata Rusdi dalam diskusi daring, Minggu (4/4/2021).
Ia kemudian mencontohkan sekelompok orang yang tak percaya dan menuding insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan terduga teroris di Mabes Polri adalah rekayasa.
2. Pejabat Gunakan Uang Tunai untuk Keperluan Ilegal
Baca juga: Ikuti Latihan Silat, Siswi MTs Pulang jadi Jenazah, Keluarga Tak Dikabari soal Tewasnya Korban
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengaku mendapat laporan banyak pejabat yang kerap menggunakan uang tunai untuk keperluan ilegal.
Di satu sisi, Mahfud MD mengakui hal tersebut menjadi masalah karena laporan-laporan serupa banyak yang tidak ditindaklanjuti aparat penegak hukum.
Namun demikian, kata Mahfud MD, perbaikan dalam konteks penegakkan hukum tetap perlu diupayakan.
"Banyak pengiriman uang yang dalam bentuk tunai dibawa misalnya dari luar negeri. Pejabat dari luar negeri kan punya hak membawa tas ini, tas itu, sudah ini dibawa ke dalam negeri untuk keperluan yang ilegal. Itu yang saya dengar, dan itu laporan seperti itu banyak," kata Mahfud MD dalam tayangan di kanal Youtube PPATK, Jumat (2/4/2021).
3. Kirim Uang ke Istri Terduga Teroris
Baca juga: Kapolri: Paskah 2021 Aman, 60 Terduga Teroris Ditangkap, Benda Mencurigakan di Gereja GPIB Efftha
Presiden Jokowi tersentuh mendengar kabar bahwa istri seorang terduga teroris di Sukabumi kini terlilit utang setelah suaminya ditangkap karena diduga terlibat terorisme.
Jokowi kemudian mengutus staf kepresidenan untuk mengirimkan bantuan uang kepada SA (25) istri BS terduga teroris di Kampung Limbangan, Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bantuan uang tunai itu kemudian disampaikan langsung oleh Kapolres Sukabumi kepada SA, Sabtu (3/4/2021).
Paur Humas Polres Sukabumi Ipda Aah Saepul Rohman mengatakan, bantuan disampaikan oleh Kapolres Sukabumi AKBP M Lukman Syarif.
Presiden memberikan bantuan ini karena mendengar kabar bahwa SA terlilit utang setelah suaminya ditangkap karena diduga terlibat terorisme.
"Istri terduga teroris di Bojonggenteng,
4. Rencana Siram Air Keras ke Polisi
Bambang Setiono, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri mengakui pernah merencanakan aksi teror kepada personel kepolisian.
Rencana tersebut dibahas bersama sejumlah jamaahnya yang kini juga telah tertangkap. Salah satunya adalah rencana penyiraman air keras terhadap pesonel kepolisian yang bertugas.
"Saya ikut mengetahui rencana pelemparan air keras Habib Husein Hasmy kepada petugas kepolisian," kata Bambang dalam video pengakuan yang tersebar di kalangan awak media.
Tak hanya itu, dia juga merencanakan untuk melakukan pelemparan bom molotov kepada personel kepolisian.
Dia turut terlibat dalam penunjukan eksekutor yang bakal bertugas melemparkan bom molotov.
"Mengetahui penunjukan sebagai tim eksekutor untuk penyerangan bom lempar kepada anggota kepolisian bersama Jeri, Ahmad Junaidi, Malik, Jati, Noval, Ipul, dan laskar FPI," ungkap dia.
5. Pria Mencurigakan Lompat Pagar Istana Bogor
Anggota TNI dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengamankan seorang pria berinisial AB karena mencoba berusaha masuk mendekati area Istana Bogor, Jawa Barat.
Pria tersebut diamankan setelah melompati pagar pintu 3 Kebun Raya Bogor yang merupakan jalur VVIP.
Kepala Penerangan Korem 061 Suryakencana Mayor Inf Ermansyah mengatakan, saat itu salah satu prajurit TNI Yon Armed 5/Tarik sedang melaksanakan tugas pengamanan PAM VVIP dan instalasi objek vital (Istana Bogor) di Pos Pintu 3 Kebun Raya Bogor, Selasa (16/3/2021).
Sekitar pukul 20.05 WIB, kata Ermansyah, anggota yang bertugas di lokasi melihat gerak gerik mencurigakan dari arah pintu 3 Kebun Raya Bogor.
"Anggota yang sedang bertugas melihat pria tersebut melompati pagar pintu 3 Kebun Raya Bogor, kemudian langsung diamankan dan diserahkan ke Polresta untuk diperiksa," kata Ermansyah, saat dikonfirmasi, Jumat (2/4/2021).
(Tribunnews.com)