Firli Bahuri: Sampai Saat Ini Yang Tertangkap KPK Melakukan Korupsi Tidak Lebih dari 1.550 Orang
Firli Bahuri mengungkapkan sampai saat ini tidak lebih dari 1.550 orang tertangkap KPK karena melakukan korupsi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengungkapkan sampai saat ini tidak lebih dari 1.550 orang tertangkap KPK karena melakukan korupsi.
Firli mengungkapkan hal tersebut untuk menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang perlunya praktik baik pencegahan korupsi yang baik di daerah dapat diterapkan secara nasional.
Firli melanjutkan di Indonesia masih jauh lebih banyak orang baik.
Untuk itu menurutnya praktik pencegahan korupsi yang baik di daerah perlu dikembangkan dan ditularkan.
Hal tersebut disampaikannya dalam Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022 secara virtual pada Selasa (13/4/2021).
"Praktik baik ini perlu dikembangkan dan ditularkan kepada seluruh daerah. Karena jangan sampai orang yang kena OTT saja yang ramai. Sementara masih banyak ribuan bahkan jutaan orang yang baik. Yang tertangkap oleh KPK melakukan korupsi itu tidak lebih dari 1.550 orang sampai hari ini," kata Firli.
Baca juga: Ganjar Pranowo Dorong Praktik Pencegahan Korupsi yang Baik di Daerah Diterapkan Secara Nasional
Diberitakan sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong agar praktik-praktik pencegahan korupsi yang baik di daerah dapat diterapkan secara nasional.
Hal itu diungkapkan Ganjar menjawab permasalahan khususnya terkait dengan integrasi perencanaan penganggaran berbasis elektronik.
Menurut Ganjar praktik-praktik baik tersebut sudah berulang kali disampaikan dalam beberapa pertemuan di antaranya di Bali dan Surabaya.
Sejumlah praktik tersebut, kata Ganjar, di antaranya terkait bidang ESDM, pertambangan, serta reformasi birokrasi.
"Saya kira beberapa yang sudah dikumpulkan, sistem-sistem atau praktik baik ini, baik kiranya kalau sedikit dipaksa untuk diberlakukan kepada seluruh jajaran, sehingga integrasi ini ada," kata Ganjar.
Dengan demikian, kata dia, hal itu bisa mengurangi masalah-masalah yang berulang.
"Sehingga juga setiap tahun nanti kita tidak lagi berbicara apakah sudah sesuai atau belum, kemudian nanti berapa duit yang ngendon karena basis datanya tidak terlalu kuat," kata Ganjar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.