H-1 Kedatangan Rizieq Shihab, Massa Penjemput Datangi Bandara Soekarno Hatta
Oka mengatakan saat massa menjemput HRS, terdapat fasilitas bandara yang rusak akibat kerumunan sehingga kerugian capai belasan juta
Editor: Eko Sutriyanto
TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) kembali menggelar persidangan kasus kerumunan Habib Rizieq Shihab(HRS).
Jaksa penuntut umum menghadirkan sejumlah saksi terkait peristiwa tersebut, salah satunya saat penjemputan HRS di Bandara Soekarno-Hatta pada November 2020 lalu.
Terdapat 7 saksi yang dihadirkan, majelis hakim membagi pemeriksaan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama yaitu terkait bandara dan keamanan kepolisian.
Dalam kelompok ini, terdapat Senior Manager Of Aviation Security Bandara Internasional Soekarno-Hatta(Soetta), Oka Setiawan, Dir Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Desember 2019 dan Koorbidyankes Covid 19 Satgas Penanganan COVID Rustian SSI, Kasat Intelkam Polres Jakarta Pusat Ferikson Tampubolon, dan eks Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto.
Baca juga: Saat Habib Rizieq Tak Terima JPU Potong Pertanyaannya: Ini Menyangkut Nasib Saya!
"H-1 pada saat tanggal 9 itu sekitar 21.00 WIB itu sudah banyak sekali para penjemput yang akan menjemput," kata Oka dalam persidangan, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (12/4).
Oka mengatakan saat massa menjemput HRS, terdapat fasilitas bandara yang rusak akibat kerumunan.
"Ada taman di sebelah jalan, ada kursi-kursi yang patah mungkin karena dinaiki atau apa gitu.
Jadi kerusakan itu pada taman dan kursi. Masih di area Bandara, tapi di luar terminal," tuturnya.
Menurutnya, terdapat kerugian atas kerusakan fasilitas yang terjadi.
"Kurang lebih sekitar Rp 16 juta," tambahnya.
Oka menyebut massa yang hadir datang dari berbagai daerah.
Dia memperkirakan, massa yang datang berjumlah ratusan ribu.
"Dari Jawa Timur, Jawa Tengah. Tapi pada kenyataannya memang berjalannya waktu hingga pagi, memang sebagian massa penjemput simpatisan sampai ke terminal 3 Bandara Soetta," ujarnya.
Oka juga menyebut, saat itu pihak bandara sempat bernegosiasi dengan orang terdekat HRS, yakni Munarman soal penjemputan.