Kemenko PMK: Penyebab Stunting Nonmedis Perlu Penanganan Serius
Pemuda memiliki peranan sangat penting di dalam upaya menangani permasalahan stunting, terutama diakibatkan urusan nonmedis.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menyebutkan permasalahan stunting akibat nonmedis antara lain karena faktor ekonomi keluarga, kebersihan, dan sanitasi.
"Di bidang kesehatan itu sudah jelas aksesnya kemana-kemana saja, tapi masalah-masalah nonintervensi yang sensitif di mana mereka bisa memperoleh kehidupan yang layak itu yang sebetulnya sangat penting," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Waspada, Stunting Tidak Hanya Menimpa Keluarga Ekonomi Menengah ke Bawah
Agus menyatakan bahwa pemuda memiliki peranan sangat penting di dalam upaya menangani permasalahan stunting, terutama diakibatkan urusan nonmedis.
Bukan sekadar untuk sosialisasi, melainkan internalisisasi terhadap pemuda itu sendiri.
Internalisasi yang dimaksud, menurutnya, ialah bagaimana pemuda mampu memahami dan menerapkan konsep pentingnya mencegah generasi masa depan Indonesia yang terlahir stunting.
"Yang kita harapkan pemuda bukan hanya melakukan sosialisasi advokasi, tapi bagaimana mereka bisa menginternalisasi. Karena sebetulnya pemuda inilah yang menjadi sasaran utama kita sekarang sampai nanti," ucap Agus.
Baca juga: Prihatin Gizi Buruk Anak, Prilly Latuconsina Siap Bantu Edukasi Tentang Stunting
Seperti diketahui, stunting merupakan masalah serius dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Status Gizi Balita pada 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,67 persen.
Presiden RI Joko Widodo mencanangkan target penurunan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.